Selasa, 04 Februari 2025

KUMPULAN SOAL

 KELAS 7 (bab III)

Soal Pilihan Ganda HOTS: Peran Keluarga bagi Perkembanganku

1. Mengapa peran keluarga sangat penting dalam perkembangan seseorang, terutama pada masa remaja? 

a. Karena keluarga adalah tempat pertama mendapatkan pendidikan dan nilai-nilai hidup
b. Karena keluarga bertanggung jawab sepenuhnya atas kesuksesan anak
c. Karena keluarga selalu memberikan kebebasan penuh kepada anak
d. Karena keluarga mengatur seluruh aspek kehidupan anak tanpa pengecualian

2. Berdasarkan Kolose 3:20, bagaimana seorang anak dapat menghormati orang tua dalam kehidupan sehari-hari? 

a. Dengan selalu patuh dalam segala hal tanpa berpikir kritis
b. Dengan menaati mereka dalam segala hal yang sesuai dengan ajaran Tuhan
c. Dengan menuruti semua keinginan orang tua tanpa pengecualian
d. Dengan menghindari komunikasi langsung agar tidak terjadi konflik

3. Konflik dalam keluarga sering terjadi akibat perbedaan cara pandang antara orang tua dan anak. Apa langkah terbaik untuk mengatasi konflik tersebut? 

a. Menghindari perbincangan agar tidak memperburuk keadaan
b. Mengedepankan komunikasi yang baik dan saling memahami perspektif masing-masing
c. Selalu mengikuti kehendak orang tua tanpa mempertanyakan
d. Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang keras agar lebih didengar

4. Berdasarkan ajaran Gereja, apa tanggung jawab utama orang tua terhadap anak-anak mereka? 

a. Memberikan kebutuhan fisik dan materi secara maksimal
b. Membimbing anak-anak untuk mengenal dan mengasihi Tuhan serta sesama
c. Memastikan anak-anak mendapatkan pendidikan tinggi
d. Memberikan kebebasan penuh tanpa batasan

5. Bagaimana cara seorang anak dapat membantu menjaga kekudusan orang tuanya? 

a. Dengan menuntut mereka untuk selalu memenuhi segala keinginan anak
b. Dengan mengingatkan mereka untuk hidup dalam kejujuran dan kasih kepada Tuhan
c. Dengan tidak peduli terhadap tindakan orang tua karena itu bukan tanggung jawab anak
d. Dengan mengikuti semua perintah orang tua tanpa mempertanyakan benar atau salahnya

6. Dalam kehidupan keluarga, terkadang anak lebih sering menuntut daripada bertindak. Bagaimana seharusnya anak bersikap agar tercipta harmoni dalam keluarga? 

a. Memahami peran dan tanggung jawab masing-masing anggota keluarga
b. Meminta perhatian orang tua setiap saat agar merasa diperhatikan
c. Mengabaikan kebutuhan orang tua karena mereka sudah dewasa
d. Selalu menuntut hak tanpa mempertimbangkan kewajiban

7. Berdasarkan Katekismus Gereja Katolik, bagaimana anak dapat menunjukkan rasa terima kasih kepada orang tua? 

a. Dengan selalu memberikan hadiah dalam setiap kesempatan
b. Dengan menghormati, mentaati, dan membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari
c. Dengan menuruti semua permintaan orang tua tanpa kecuali d. Dengan memastikan orang tua tidak mencampuri kehidupan anak

8. Berdasarkan dokumen Konsili Vatikan II, apa yang menjadi peran keluarga dalam pendidikan anak? 

a. Menjadi tempat pertama anak belajar mengenal Tuhan dan nilai-nilai sosial
b. Menyerahkan seluruh pendidikan anak kepada sekolah dan Gereja
c. Mengajarkan anak untuk mandiri tanpa pengaruh keluarga
d. Memberikan kebebasan penuh kepada anak untuk menentukan sendiri ajaran yang diikuti

9. Salah satu cara anak mencintai dan menghormati orang tua adalah dengan membantu pekerjaan mereka. Apa nilai utama yang dapat dikembangkan dari tindakan ini? 

a. Kesabaran dan kerja sama dalam keluarga
b. Kemandirian tanpa bergantung pada keluarga
c. Kebebasan dari tanggung jawab pribadi
d. Keinginan untuk memperoleh imbalan dari orang tua

10. Mengapa komunikasi yang baik dalam keluarga sangat penting untuk membangun hubungan yang harmonis? 

a. Agar anak dapat menyampaikan semua keinginannya tanpa hambatan
b. Agar setiap anggota keluarga saling memahami dan menghindari konflik
c. Agar orang tua bisa mengontrol penuh kehidupan anak-anak mereka
d. Agar anak tidak perlu berpikir kritis terhadap keputusan keluarga

KUMPULAN SOAL

KELAS 7 (bab I & II)

Soal Pilihan Ganda HOTS: Aku Citra Allah Yang Unik

1. Keunikan manusia dapat dipahami sebagai suatu keistimewaan yang melekat dalam dirinya. Mengapa penting bagi seseorang untuk menerima keunikan dirinya?

A. Agar dapat menyaingi keunikan orang lain
B. Supaya lebih percaya diri dan berkembang sesuai potensinya
C. Agar dapat mengubah diri menjadi seperti orang lain
D. Supaya lebih unggul dalam segala hal dibandingkan orang lain

2. Dalam Kitab Kejadian 1:27, dikatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Apa makna utama dari pernyataan ini?

A. Manusia memiliki bentuk fisik yang menyerupai Allah
B. Manusia memiliki akal budi dan kehendak bebas seperti Allah
C. Manusia lebih berkuasa dibandingkan semua ciptaan lainnya
D. Manusia tidak memerlukan bimbingan Tuhan karena sudah sempurna

3. Sebagian orang merasa iri atau minder ketika membandingkan dirinya dengan orang lain. Bagaimana cara terbaik mengatasi perasaan tersebut berdasarkan ajaran Kitab Suci?

A. Berusaha meniru keunggulan orang lain agar tidak merasa rendah diri
B. Menerima diri sendiri dan mengembangkan potensi unik yang dimiliki
C. Menyembunyikan kekurangan agar tidak tampak berbeda dari yang lain
D. Meminta orang lain mengubah sikap mereka agar lebih setara

4. Sebagai citra Allah, manusia diberi tugas untuk menguasai ciptaan lainnya. Bagaimana seharusnya manusia menjalankan tugas ini sesuai kehendak Allah?

A. Mengeksploitasi sumber daya alam untuk kepentingan manusia
B. Menggunakan kebebasan secara mutlak tanpa memperhatikan akibatnya
C. Memanfaatkan dan menjaga alam dengan penuh tanggung jawab
D. Menciptakan aturan sendiri tanpa mempertimbangkan ajaran Tuhan

5. Dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana seseorang dapat menunjukkan bahwa ia adalah citra Allah yang unik dan berharga?

A. Dengan menyombongkan diri bahwa ia lebih istimewa dari yang lain
B. Dengan menggunakan talenta dan keunikan untuk kebaikan bersama
C. Dengan menyesuaikan diri agar sama seperti kebanyakan orang
D. Dengan menghindari tanggung jawab dan lebih mengandalkan orang lain

 

Soal Pilihan Ganda HOTS: Aku Bangga Sebagai Perempuan atau Laki-Laki


6. Mengapa seseorang harus merasa bangga menjadi dirinya sendiri, baik sebagai laki-laki maupun perempuan?

A. Karena masyarakat mengharapkan peran tertentu dari laki-laki dan perempuan
B. Agar tidak dikendalikan oleh pendapat atau keinginan orang lain
C. Karena laki-laki dan perempuan memiliki tugas dan kewajiban yang berbeda
D. Agar lebih mudah diterima dalam kelompok sosial tertentu

7. Dalam 1 Petrus 3:4 disebutkan bahwa perhiasan sejati adalah manusia batiniah yang memiliki roh lemah lembut dan tenteram. Bagaimana penerapan ayat ini dalam kehidupan sehari-hari?

A. Mengutamakan keindahan penampilan luar agar lebih percaya diri
B. Menghindari penggunaan pakaian dan perhiasan yang menarik perhatian
C. Mengembangkan karakter dan sikap yang baik sebagai wujud penghormatan kepada Allah
D. Menolak semua bentuk perhiasan dan pakaian modern agar tidak tergoda

8. Dalam Kejadian 1:27 dikatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Apa implikasi dari ayat ini terhadap kesetaraan laki-laki dan perempuan?

A. Laki-laki lebih unggul karena disebutkan lebih dahulu dalam Kitab Kejadian
B. Perempuan harus mengikuti keputusan laki-laki karena diciptakan sebagai pendamping
C. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki martabat yang sama dan harus saling menghormati
D. Hanya laki-laki yang berhak memiliki kuasa atas ciptaan karena disebutkan lebih dulu

9. Dalam masyarakat masih terdapat stereotip gender, misalnya bahwa laki-laki tidak boleh menangis atau perempuan tidak bisa menjadi pemimpin. Bagaimana cara terbaik untuk menghadapi pandangan seperti ini berdasarkan ajaran Kitab Suci?

A. Menerima saja karena sudah menjadi bagian dari budaya turun-temurun
B. Menentang secara keras agar stereotip tersebut segera hilang
C. Menghormati budaya yang ada tetapi tetap menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama
D. Mengabaikan pandangan tersebut dan tidak perlu membahasnya

10. Efesus 1:4-5 menyebutkan bahwa manusia dipanggil untuk hidup kudus dan tak bercacat di hadapan Allah. Bagaimana seorang laki-laki atau perempuan dapat menghayati panggilan ini?

A. Selalu mengikuti tren dan standar kecantikan agar dihargai orang lain
B. Menjalani hidup dengan penuh kasih, kesetiaan, dan kebaikan sesuai ajaran iman
C. Menjauh dari masyarakat dan memilih hidup sendiri agar tidak tercemar
D. Berusaha mendapatkan kekuasaan dan pengaruh sebanyak mungkin agar dihormati

11. Galatia 5:22-23 menyebutkan buah-buah Roh seperti kasih, kesabaran, dan penguasaan diri. Bagaimana sikap yang mencerminkan buah Roh dalam menghadapi perbedaan pendapat tentang peran laki-laki dan perempuan?

A. Mendengarkan pendapat orang lain dengan penuh kasih dan tetap berpegang pada nilai-nilai iman
B. Mengkritik dengan keras agar orang lain sadar akan kesalahannya
C. Menjauhi perdebatan agar tidak menimbulkan konflik
D. Mengikuti saja pandangan yang paling umum di masyarakat agar tidak menimbulkan kontroversi

12. Bagaimana hubungan antara kebanggaan sebagai laki-laki atau perempuan dengan misi hidup dalam iman Kristiani?

A. Identitas gender tidak penting dalam hidup beriman, yang utama adalah kebebasan individu
B. Kebanggaan terhadap identitas diri harus mendorong seseorang untuk menjalankan panggilannya dengan penuh tanggung jawab
C. Laki-laki dan perempuan harus memiliki peran yang sama persis dalam segala aspek kehidupan
D. Menjadi laki-laki atau perempuan hanya berpengaruh dalam kehidupan sosial, bukan dalam kehidupan iman

13. Berdasarkan ajaran Gereja, bagaimana cara terbaik untuk menghargai keberagaman peran laki-laki dan perempuan dalam kehidupan sehari-hari?

A. Menolak semua perbedaan dan menuntut agar laki-laki dan perempuan memiliki peran yang sama
B. Menghargai setiap peran dengan kesadaran bahwa laki-laki dan perempuan memiliki martabat yang sama di hadapan Allah
C. Menyesuaikan diri dengan norma masyarakat tanpa mempertanyakan apakah itu adil atau tidak
D. Menghindari segala bentuk peran tradisional agar tidak dianggap ketinggalan zaman

14. Dalam kehidupan bermasyarakat, masih ada ketidakadilan terhadap perempuan dan laki-laki dalam beberapa aspek. Bagaimana pendekatan yang tepat dalam menghadapi ketidakadilan ini sesuai dengan ajaran Kristiani?

A. Memperjuangkan keadilan dengan kasih dan tanpa kebencian
B. Melawan segala bentuk diskriminasi dengan cara keras dan radikal
C. Mengabaikan perbedaan yang ada karena itu adalah bagian dari tradisi
D. Menyalahkan pihak yang melakukan ketidakadilan tanpa memahami latar belakangnya

15. Mengapa seseorang tidak perlu menyesali dirinya sebagai laki-laki atau perempuan?

A. Karena setiap manusia telah ditentukan sejak lahir untuk menjadi yang terbaik dalam perannya
B. Karena Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya dan melihat bahwa ciptaan-Nya itu sungguh amat baik
C. Karena lingkungan dan budaya menentukan bagaimana seseorang harus bersikap sesuai gendernya
D. Karena laki-laki dan perempuan memiliki tugas yang berbeda dan tidak bisa saling menggantikan

Soal Pilihan Ganda HOTS: Aku Memiliki Kemampuan

16. Berikut ini yang bukan merupakan jenis kemampuan yang dimiliki seseorang adalah...

a. Bakat
b. Kepandaian
c. Lingkungan
d. Minat

17. Dalam iman Kristiani, kemampuan yang diberikan Tuhan kepada manusia harus dikembangkan. Hal ini sesuai dengan ajaran dalam perumpamaan...

a. Orang Samaria yang baik hati
b. Talenta
c. Anak yang hilang
d. Domba yang hilang

18. Seorang siswa memiliki minat dalam menulis dan ingin menjadi penulis terkenal. Sikap yang tepat untuk mengembangkan kemampuannya adalah...

a. Menunggu inspirasi datang
b. Berlatih menulis secara konsisten
c. Hanya membaca buku tanpa menulis
d. Menghindari kritik dari orang lain

19. Dalam perumpamaan tentang talenta (Mat. 25:14-30), hamba yang mendapat satu talenta dihukum karena...

a. Ia menyalahgunakan talenta yang diberikan
b. Ia menyembunyikan talenta dan tidak mengembangkannya
c. Ia mengambil talenta orang lain
d. Ia membagikan talentanya kepada orang miskin

20. Faktor yang dapat menghambat seseorang dalam mengembangkan kemampuannya adalah...

a. Rajin bertanya dan mencari tahu
b. Sikap malas dan tidak mau mencoba
c. Berlatih dengan tekun dan disiplin
d. Meminta bimbingan dari orang lain

21. Mengembangkan kemampuan memerlukan lingkungan yang mendukung. Berikut ini merupakan contoh lingkungan yang tepat untuk mengembangkan kemampuan bermain basket, kecuali...

a. Bergabung dengan klub basket sekolah
b. Berlatih bersama teman yang juga suka basket
c. Menonton pertandingan basket untuk memahami teknik
d. Menghabiskan waktu hanya bermain game online

22. Setiap orang memiliki kemampuan yang unik. Hal ini menunjukkan bahwa...

a. Semua orang harus memiliki kemampuan yang sama
b. Tuhan memberikan kemampuan agar manusia saling melengkapi
c. Kemampuan seseorang lebih baik dibandingkan orang lain
d. Orang yang tidak memiliki bakat tidak bisa sukses

23. Salah satu cara terbaik untuk mengembangkan kemampuan adalah melalui 5E. Berikut ini yang termasuk dalam konsep 5E adalah...

a. Exposure, Education, Environment, Experience, Evaluation
b. Explore, Experiment, Educate, Enhance, Execute
c. Expectation, Experiment, Education, Engagement, Environment
d. Exposure, Expectation, Education, Experience, Endurance

24. Seorang siswa memiliki kemampuan berbicara di depan umum dengan baik. Sikap yang sebaiknya dilakukan agar kemampuannya lebih berkembang adalah...

a. Menyimpan kemampuan itu untuk dirinya sendiri
b. Menggunakan kemampuan tersebut hanya ketika diminta
c. Melatih dan menggunakannya untuk berbagi hal positif
d. Menghindari kesempatan berbicara agar tidak dinilai orang lain

25. Mengapa kita perlu mengembangkan kemampuan yang dimiliki?

a. Agar bisa bersaing dengan orang lain dan menjadi yang terbaik
b. Karena Tuhan memberikan kemampuan untuk dikembangkan dan digunakan dengan bertanggung jawab
c. Untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain
d. Agar bisa menunjukkan bahwa kita lebih unggul dari orang lain

Soal Pilihan Ganda HOTS: Kemampuanku Terbatas

26. Yeremia merasa tidak layak menjadi nabi karena usianya yang masih muda dan kurang pandai berbicara. Dari kisah ini, apa yang bisa kita pelajari tentang keterbatasan diri?

a. Keterbatasan adalah penghalang dalam mencapai tujuan hidup
b. Setiap orang harus menerima keterbatasannya tanpa perlu berusaha
c. Keterbatasan tidak menjadi halangan jika kita mengandalkan Tuhan
d. Hanya orang yang sempurna yang dapat dipilih Tuhan

27. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang merasa minder karena keterbatasan mereka. Apa langkah terbaik untuk mengatasi rasa minder tersebut?

a. Menyembunyikan kekurangan agar tidak diketahui orang lain
b. Menerima diri sendiri dan mengembangkan potensi yang dimiliki
c. Menghindari lingkungan sosial agar tidak merasa minder
d. Menyalahkan orang lain atas keterbatasan yang dimiliki

28. Dalam Lukas 5:27-32, Yesus memilih Lewi, seorang pemungut cukai, untuk menjadi murid-Nya. Apa makna utama dari tindakan Yesus tersebut?

a. Tuhan hanya memanggil orang berdosa untuk bertobat
b. Tuhan tidak memandang latar belakang seseorang dalam memilih mereka
c. Orang yang memiliki keterbatasan tidak bisa menjadi pemimpin
d. Orang kaya lebih mudah dipanggil Tuhan

29. Seorang siswa merasa kurang pandai dalam pelajaran Matematika, tetapi sangat berbakat dalam seni. Apa tindakan yang paling tepat sesuai dengan sikap menghadapi keterbatasan?

a. Memaksakan diri agar menjadi ahli dalam Matematika meskipun tidak menyukainya
b. Menghindari pelajaran Matematika dan hanya fokus pada seni
c. Menerima keterbatasan dalam Matematika sambil tetap berusaha belajar dan mengembangkan bakat seni
d. Mengabaikan semua pelajaran karena merasa tidak berbakat

30. Bagaimana seharusnya seseorang menyikapi keterbatasan ekonomi dalam mencapai cita-citanya?

a. Menyerah dan mencari pekerjaan tanpa perlu berusaha keras
b. Berusaha mencari peluang seperti beasiswa atau pekerjaan sampingan
c. Menyalahkan keadaan dan orang lain atas kesulitan yang dihadapi
d. Menghindari pendidikan karena biaya yang mahal

Minggu, 26 Januari 2025

SAKRAMEN BAPTIS

 

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat memahami  makna dan konsekuensi Sakramen Baptis sehingga pada akhirnya dapat bersyukur atas baptisannya.

Kosa kata/ kata kunci/ Ayat yang perlu diingat

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Yoh 3:5)

Menggali pengalaman tentang pembaptisan

Sakramen Inisiasi yang pertama dalam Gereja Katolik adalah Sakramen Baptis atau Permandian. Sakramen Baptis menjadi pintu gerbang untuk dapat menerima sakramen-sakramen yang lainnya. 

Sakramen Baptis adalah sakramen dasar bagi orang Kristiani. Dengan dibaptis, seseorang bergabung secara sah menjadi anggota Gereja.

Baptis berasal dari bahasa Yunani Baptizo yang berarti pembasuhan atau pencucian. Berdasar pengertian tersebut, membaptis dapat diartikan sebagai membenamkan calon ke dalam air atau menuangkan air ke atas kepala sambil mengucap atas nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

Bermula dari peristiwa setelah kebangkitan, Yesus memberikan tugas perutusan kepada para rasul untuk membaptis (Mat 28:19). Sejak Pentakosta, Gereja melayani pembaptisan kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus.

Sarana yang dipergunakan dalam sakramen baptis antara lain:

  1. Air sebagai lambang membersihkan dari dosa-dosa,
  2. Lilin menyala, yang melambangkan cahaya Kristus sebagai penerang dalam kehidupan, karena kita adalah anak terang Kristus (Ef 5:8),
  3. Kain putih yang melambangkan “mengenakan Kristus.” Sesudah dibaptis, kita mengandalkan kekuatan Kristus dalam menjalani hidup. Dalam Gereja Katolik, pembaptisan dapat dibedakan menjadi dua yaitu, baptisan bayi dan baptisan dewasa. Dalam babtisan bayi, Gereja membaptis bayi beberapa bulan setelah bayi lahir.

Pada dasarnya, dosa asal sudah ada, maka pembatisan bayi berarti bayi telah diselamatkan dari kuasa jahat untuk dibebaskan menjadi anak-anak Allah. Untuk dapat melaksanakan pembaptisan bayi, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu adanya pendampingan orang tua dan Gereja untuk mengucapkan pengakuan iman. Orang tua yang bertanggung jawab atas iman dari si bayi.

Baptisan dewasa diberikan khusus kepada mereka yang sudah dewasa.  Seperti halnya pembaptisan bayi, baptis dewasa pun memiliki beberapa persyaratan antara lain,

  • Percaya kepada Kristus sebagai penyelamat,
  • Mengikuti pelajaran calon katekumen sekurang-kurangnya 1 tahun, dan
  • Mengucapkan pengakuan iman pada waktu pembaptisan.

Menggali inspirasi dari Kitab Suci tentang pembaptisan dalam Gereja Katolik sebagai Sakramen Inisiasi

Bacalah teks Kitab Suci berikut ini!

Mat 28:16-20

16 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. 17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. 18 Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.

Yoh. 3: 1-7

1Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. 2Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata, “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” 3Yesus menjawab, kata-Nya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” 4Kata Nikodemus kepada-Nya, “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” 5Jawab Yesus, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. 6Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. 7Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.”

Mat 3:1-17

1 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: 2 “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” 3 Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: “Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.” 4 Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. 5 Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. 6 Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan. 7Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: “Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? 8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. 9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! 10 Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. 12 Alat penampi sudah ditangan- Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.” 13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. 14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: “Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?” 15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.” Dan Yohanes pun menuruti-Nya. 16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, 17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”

Pokok-pokok peneguhan

Berbeda dengan baptisan bayi, ada empat tahapan yang harus dilalui seseorang dewasa untuk mencapai baptisan tersebut. Adapun keempat tahapan tersebut adalah:

  1. Tahapan Prakatekumenat, yaitu masa untuk pemurnian motivasi calon, yang diakhiri dengan upacara tahap pertama, yaitu pelantikan menjadi katekumen,
  2. Tahapan Katekumenat, yaitu masa untuk pengajaran dan pembinaan iman, serta latihan hidup dalam jemaat. Masa ini diakhiri dengan upacara pengukuhan katekumenat terpilih,
  3. Tahapan persiapan terakhir, yaitu masa khusus untuk mempersiapkan diri menerima sakramen inisiasi, yang diakhiri dengan upacara peneriman Sakramen Baptis,
  4. Tahapan mistagogi, yaitu masa untuk pembinaan lanjutan setelah seseorang menerima Sakramen Baptis. Menurut Kitab Hukum Kanonik, calon baptis hendaknya didampingi oleh wali baptis, yang bertugas untuk mendampingi calon baptis dewasa dalam inisiasi kristiani, dan juga mengusahakan agar yang dibaptis hidup secara kristiani sesuai dengan nama baptisnya serta memenuhi dengan setia kewajiban-kewajiban yang melekat pada baptis itu” (KHK No. 872).

Buah atau rahmat dari Sakramen Baptis adalah dihapuskan dari segala dosa, dilahirkan kembali menjadi anak Allah, mendapat rahmat pengudusan dan pembenaran yang mempersatukan seseorang dengan Kristus dan Gereja-Nya, ikut ambil bagian dalam tugas Gereja, dan dimeteraikan sebagai milik Kristus selama-lamanya.

GEREJA SEBAGAI TANDA DAN SARANA KESELAMATAN

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat memahami  Gereja sebagai tanda dan sarana keselamatan sehingga mereka mampu menghayati karya keselamatan dalam Gereja

Kosa kata / kata kunci/ Ayat yang perlu diingat

Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” (Luk 19:9-10)

Menggali pengalaman hidup tentang keselamatan

Setiap orang senantiasa menginginkan keselamatan. Berbagai macam usaha yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan suatu keselamatan. Guna mengingatkan kita semua, banyak kita temukan imbauan atau ajakan untuk waspada yang diungkapkan dalam berbagai simbol, baik menggunakan kata-kata, juga menggunakan gambar.

Orang beriman kristiani menghayati bahwa keselamatan itu bersumber dari Allah. Karena dari Allah, keselamatan itu diperuntukkan bagi semua orang.

Keselamatan tidak diperuntukkan bagi orang tertentu. Tidak hanya bagi orang kaya, bangsa, atau kelompok tertentu. Tidak peduli, orang itu baik atau jahat sesuai ukuran manusia. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar (Matius 5:45).

 Sumber keselamatan pun datangnya dari Allah sendiri. Seperti yang terungkap dalam kisah para rasul. “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kis 4:12) Yesus berkarya untuk mewartakan kabar suka cita Kerajaan Allah. Karya Yesus ini untuk keselamatan seluruh umat manusia.

Yesus menghendaki agar semua manusia mendapatkan keselamatan. Karya Yesus dilanjutkan oleh para rasul dan dilanjutkan oleh para penerusnya, yaitu para uskup yang dibantu oleh imam dan umat beriman dalam Gereja.

Memahami Gereja sebagai sarana penyelamatan berdasar dokumen Gereja dan Kitab Suci

Bacalah dua teks dokumen Gereja berikut ini!

Lumen Gentium Art. 1

Terang para bangsalah Kristus itu. Maka Konsili suci ini, yang terhimpun dalam Roh Kudus, ingin sekali menerangi semua orang dengan cahaya Kristus, yang bersinar pada wajah Gereja, dengan mewartakan Injil kepada semua makhluk (lih. Mrk 16: 15). Namun, Gereja itu dalam Kristus bagaikan sakramen, yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia. Maka dari itu, menganut ajaran konsili-konsili sebelum ini, Gereja bermaksud menyatakan dengan lebih cermat kepada umatnya yang beriman dan kepada seluruh dunia, manakah hakikat dan perutusannya bagi semua orang. Keadaan zaman sekarang lebih mendesak Gereja untuk menunaikan tugas itu, yakni supaya semua orang, yang dewasa ini tergabungkan secara lebih erat berkat berbagai hubungan sosial, teknis dan budaya, memperoleh kesatuan sepenuhnya dalam Kristus.

Lumen Gentium Art. 9

Di segala zaman dan pada semua bangsa Allah berkenan akan siapa saja yang menyegani-Nya dan mengamalkan kebenaran (lih. Kis 10: 35). Namun Allah bermaksud menguduskan dan menyelamatkan orang-orang bukannya satu per satu, tanpa hubungan satu dengan lainnya. Tetapi Ia hendak membentuk mereka menjadi umat, yang mengakui-Nya dalam kebenaran dan mengabdi kepada-Nya dengan suci. Maka Ia memilih bangsa Israel menjadi umat-Nya, mengadakan perjanjian dengan mereka, dan mendidik mereka langkah demi langkah, dengan menampakkan diri-Nya serta rencana kehendak-Nya dalam sejarah, dan dengan menguduskan mereka bagi diri-Nya. Tetapi itu semua telah terjadi untuk menyiapkan dan melambangkan perjanjian baru dan sempurna, yang akan diadakan dalam Kristus, dan demi perwahyuan lebih penuh yang akan disampaikan melalui Sabda Allah sendiri yang menjadi daging ….

Pokok peneguhan berikut:

Tugas Gereja saat ini adalah melanjutkan karya perutusan Yesus kepada para rasul untuk mewartakan keselamatan kepada seluruh umat manusia.  Wajah dan kehadiran Yesus, dengan demikian nampak dalam wajah dan kehadiran Gereja di tengah masyarakat. Gereja menjadi sarana bagi umat untuk dapat menjalin komunikasi yang semakin dekat dan erat dengan Allah.

Komunikasi atau pertemuan manusia dengan Tuhan biasanya dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol atau tanda-tanda. Tanda atau simbol dalam komunikasi atau pertemuan kita dengan Tuhan itulah yang disebut dengan sakramen.

Kata sakramen berasal dari bahasa latin sacramentum, yang berarti tanda dan sarana keselamatan Allah bagi manusia. Dalam Gereja, tanda dan sarana keselamatan itu dapat diungkapkan melalui  tujuh sakramen, yaitu sakramen baptis, sakramen ekaristi, dan sakramen penguatan, yang adalah sakramen inisiasi. Simbol dan tanda lainnya adalah sakramen tobat dan sakramen pengurapan orang sakit, yang dikelompokkan menjadi sakramen penyembuhan.

Sementara itu, sakramen imamat dan sakramen perkawinan yang dikelompokkan dalam sakramen pelayanan persekutuan dan perutusan. Dalam dan melalui Kristus, Gereja bagaikan sakramen, yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan seluruh umat (Lumen Gentium art 1).

Gereja menjadi sakramen persatuan manusia dengan Allah secara mendalam (KGK 775). Gereja juga adalah alat Kristus (KGK 776). Di dalam tangan Tuhan, Gereja adalah alat penyelamatan semua orang (LG 9), sakramen keselamatan bagi semua orang (LG 48)

KARYA PASTORAL GEREJA

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat memahami  karya pastoral Gereja adalah turut serta mewartakan Kerajaan Allah sehingga mereka mampu terlibat dalam karya pastoral Gereja 

Kosa kata / kata kunci/ Ayat yang perlu diingat

 “Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, …” (Kis 2:44)

Menggali pengalaman Jemaat Perdana dalam membangun komunitas

Bacalah teks Kitab Suci berikut ini!

Hidup Jemaat Perdana (Kis 2: 41-47)

41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. 42Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. 43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. 44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, 45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagibagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing- masing. 46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, 47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan

Pokok-pokok peneguhan:

Berdasarkan Kis 2: 41-47, kita dapat melihat ciri hidup jemaat perdana antara lain:

  • Pada Ayat 42 kita menemukan kalimat bahwa mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Kalimat ini mengandung tiga ciri hidup dari jemaat perdana, yaitu bertekun dalam ajaran para rasul, bertekun dalam persekutuan, dan berdoa memuji Allah.
  • Pada ayat 43 kita menemukan kalimat yang menegaskan bahwa rasul-rasul itu mengadakan banyak mukjizat dan tanda. Kalimat ini mengandung satu ciri hidup mereka, yaitu mereka memberikan kesaksian melalui mukjizat yang mereka lakukan.
  • Pada ayat 44 dan 45, kita menemukan satu ciri hidup jemaat perdana lainnya, yaitu mereka saling memperhatikan dan memenuhi kebutuhan hidup.

Ciri hidup jemaat perdana yang sangat mengagumkan itu menjadikan mereka disukai oleh banyak orang dan Tuhan senantiasa memperbanyak jumlah mereka.

Memahami  karya pastoral Gereja dalam melanjutkan ciri hidup Jemaat Perdana

Salah satu ciri Gereja adalah apostolik, yang artinya Gereja berasal dari para rasul dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman mereka. Atas dasar ini, ciri hidup dari jemaat perdana (Gereja para rasul) adalah bertekun dalam pengajaran para rasul, bertekun dalam persekutuan, saling memperhatikan kebutuhan hidup, dan berkumpul untuk memuji Allah dan berdoa (Bdk. Kis 2: 41-47), dan sampai sekarang ciri tersebut masih dipelihara dan dilaksanakan oleh Gereja.

Dalam melaksanakan ciri hidup jemaat perdana ini, Gereja mengenal 5 (lima) tugas pokok Gereja, yang terdiri atas bidang pewartaan (Kerygma), persekutuan (Koinonia), pengudusan (Leyturgia), pelayanan (diakonia) dan Kesaksian (Martyria).

  1. Bidang Pewartaan (Kerygma) adalah segala bentuk pewartaan, pengajaran iman, dan komunikasi iman untuk saling meneguhkan, berbagi pengalaman iman dan saling meluruskan pandangan iman. Contonya, pelajaran agama, pelajaran untuk calon baptis, katekese umat, kotbah dan lain lain.
  2. Bidang Persekutuan (Koinonia) adalah segala usaha untuk semakin mewujudkan persaudaraan murid-murid Kristus dengan saling membantu, menguatkan, bekerja sama dan berkumpul dalam communio. Contohnya, kelompok putra altar, OMK, kelompok Legio Maria, Marriage Encounter ( ME), wanita Katolik dan sebagainya.
  3. Bidang Pengudusan (Leyturgia) adalah segala bentuk kegiatan ibadat kepada Tuhan yang dilakukan oleh umat, baik yang dilakukan secara personal maupun sosial, baik yang merupakan sakramen dan bukan sakramen. Contohnya, perayaan ekaristi, ibadat, doa novena, dan lain-lain.
  4. Bidang Pelayanan (Diakonia) adalah segala bentuk pelayanan kepada semua orang yang membutuhkan pertolongan dan bantuan. Contohnya, dalam paroki terdapat poliklinik, dana solidaritas, yayasan yatim piatu, aktivitas aksi sosial, APP, dan lain lain.
  5. Bidang Kesaksian hidup (Martyria) adalah  segala bentuk kesaksian yang dapat diwujudkan dengan cara hidup yang benar (martir putih) dan juga kematian (martir merah).

Dengan mengetahui 5 (lima) tugas pokok Gereja, maka kita bisa mengetahui bahwa ada banyak wadah untuk pelayanan atau aktivitas yang dapat diikuti oleh kaum muda remaja. Misalnya, Putra Altar (misdinar), Legio Maria Yunior, Anthiokia, Remaja Katolik, Orang Muda Katolik, Kelompok Karyawan Muda Katolik, dan sebagainya.

Melalui berbagai wadah dan kegiatan tersebut, Gereja mengharapkan agar remaja berkembang dalam iman dan kepribadian sebagai murid-murid Kristus, melatih diri untuk menjadi kader-kader pemimpin Gereja dan masyarakat, dan mengasah kepedulian terhadap sesama.

GEREJA SEBAGAI KOMUNITAS YANG HIDUP

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat memahami  bahwa Gereja adalah komunitas yang hidup, sehingga mereka mau terlibat di dalam komunitas Gereja tersebut

Kosa kata / kata kunci/ Ayat yang perlu diingat

Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. (1 Kor 12: 12)

Menggali pengalaman hidup tentang komunitas yang hidup

Suatu kelompok akan disebut sebagai komunitas yang hidup, jika komunikasi dan interaksi di dalam kelompok tersebut berlangsung terus-menerus.

Komunitas tersebut saling memperhatikan, memiliki, memberi, mendukung, menasihati, mengingatkan, mengembangkan, dan melayani. Mereka berusaha agar kebersamaam tersebut terus-menerus terjaga keutuhannya demi kebahagiaan bersama. Komunikasi dan interaksi dalam kelompok di atas ada dalam Gereja.

Gereja merupakan suatu komunitas yang hidup, yang di dalamnya berisi orang-orang yang beriman pada Kristus.

Kata ”Gereja” berasal dari kata igreja (dari bahasa Portugis) untuk menerjemahkan ecclesia (dari kata Latin), atau ekklèsia dari  bahasa Yunani, yang berarti ’kumpulan’ atau ’pertemuan,’ ’rapat.’ Namun, bukan sembarang kumpulan, melainkan kumpulan atau kelompok orang yang sangat khusus.

Kata Yunani ekklèsia sendiri sebenarnya berarti ’memanggil.’ Dari pengertian- pengertian tersebut, maka Gereja dapat diartikan sebagai umat yang dipanggil Tuhan.

Penghayatan Gereja sebagai komunitas umat beriman yang hidup nampak dalam beberapa aspek berikut:

  1. Untuk masuk menjadi anggota Gereja, setiap umat harus melalui sakramen baptis, dalam upacara inisiasi,
  2. Berkat baptisan, Roh Kudus mempersatukan semua orang dalam komunitas Gereja,
  3. Semua anggota komunitas hidup sehati dan sejiwa karena menghayati satu Allah, satu Roh, dan satu baptisan,
  4. Dalam Gereja, semua anggota dipandang dan diperlakukan sebagai saudara yang sederajat,
  5. Pemimpin dalam Gereja hadir sebagai pelayan yang mampu menghadirkan Kristus di tengah-tengah kehidupan Jemaat

Gereja sebagai suatu komunitas orang beriman yang hidup, memiliki kelompok anggota dengan peran masing-masing antara lain:

  1. Kaum klerus atau kaum tertahbis, yang terdiri atas episkopat (uskup), presbiterat (imam), dan diakonat (diakon). Mereka adalah orang yang ditahbiskan sehingga bertugas untuk menguduskan, menggembalakan, memimpin, melayani, mengajar umat,
  2. Kaum hidup bakti atau biarawan-biarawati, yang terdiri atas tarekat religius dan tarekat sekular. Mereka adalah orang yang mengucapkan Tri Kaul Suci, yaitu Kaul Ketaatan, Kemurnian, dan Kemiskinan, serta membaktikan dirinya untuk pewartaan Kabar Gembira. Mereka hidup dalam komunitas biara, tarekat, atau konggregasi tertentu, dengan pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, rumah retret, panti asuhan dan lain-lain,
  3. Kaum awam, yaitu umat kristiani yang bukan imam dan juga bukan biarawan- biarawati yang berperan penting juga dalam melaksanakan perutusan Gereja sesuai dengan bidang karya masing-masing.

Menggali inspirasi dari Kitab Suci tentang Gereja sebagai komunitas yang hidup

Bacalah teks Kitab Suci berikut ini!

1 Kor 12:12-28

12 Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. 13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. 14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. 15 Andaikata kaki berkata: “Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? 16 Dan andaikata telinga berkata: “Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? 17Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? 18 Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. 19 Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? 20 Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. 21 Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: “Aku tidak membutuhkan engkau.” Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: “Aku tidak membutuhkan engkau.” 22 Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. 23 Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota- anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. 24 Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, 25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota- anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. 26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. 27 Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. 28Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.

Pokok peneguhan:

Ciri Gereja terdapat dalam doa Aku Percaya, yaitu Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik.

  • Gereja yang satu merujuk pada ciri kesatuan dalam Gereja yang tampak dalam satu Injil, satu babtisan, dan satu jabatan yang dikaruniakan kepada Petrus dan kedua belas rasul.
  • Gereja yang kudus karena bersumber pada Kristus yang kudus, dengan tujuan menuju kekudusan, untuk kemuliaan Allah dan penyelamatan umat manusia. Jiwa dari Gereja adalah kudus, yaitu Roh Kudus dan unsur-unsur ilahi yang otentik di dalamnya adalah kudus, seperti ajaran- ajaran dan sakramen-sakramen. Anggotanya juga adalah kudus, sebab ditandai oleh Kristus melalui pembaptisan, diserahkan dan dipersatukan Kristus dalam iman, harapan, dan cinta yang kudus.
  • Gereja yang Katolik, antara lain tampak dalam rahmat dan keselamatan yang ditawarkan kepada semua orang. Iman dan ajaran Gereja yang bersifat umum, yaitu dapat diterima dan dihayati siapa pun.
  • Gereja yang apostolik karena Gereja berasal dari para rasul, dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman mereka. Gereja disebut apostolik karena Gereja berhubungan dengan para rasul yang diutus Kristus.

Cara mewujudkan ciri Gereja dalam kehidupan kita sebagai umat Allah antara lain:

  • Mewujudkan ciri Gereja yang satu. Usaha yang dapat digalakkan untuk memperkuat persatuan ”ke dalam” misalnya, aktif dalam kehidupan Gereja, setia, dan taat pada persekutuan umat termasuk hierarki, dan sebagainya. Sementara itu, untuk menggalakkan persatuan ”antargereja” misalnya, lebih bersifat jujur dan terbuka satu sama lain, lebih menekankan pada kesamaan dari pada perbedaan, dan mengadakan berbagai kegiatan sosial maupun peribadatan bersama, dan sebagainya.
  • Mewujudkan ciri Gereja yang kudus. Setiap anggota mau melakukan hal-hal baik seperti saling memberi kesaksian untuk hidup sebagai putra-putri Allah, mau terlibat dalam kegiatan Gereja yang bersifat sakramental, mau terlibat dalam karya sosial Gereja maupun kemasyarakatan, terlebih untuk orang miskin, lemah, dan terpinggirkan, dan melakukan aktivitas mendalami Sabda Tuhan dalam Kitab Suci, khususnya ajaran dan hidup Yesus, dan sebagainya.
  • Mewujudkan ciri Gereja yang katolik. Setiap anggota mau bersikap terbuka dan menghormati kebudayaan, adat-istiadat, agama dan kepercayaan, suku, dan bangsa mana pun, mau bekerja sama dengan pihak mana saja yang berkehendak baik dalam mewujudkan nilai-nilai yang universal, selalu memprakarsai dan memperjuangkan tata dunia yang lebih baik untuk umat manusia, mau terlibat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk memperjuangkan nilai- nilai universal.
  • Mewujudkan ciri Gereja yang apostolik. Setiap anggota Gereja setia pada tradisi dan ajaran Gereja, menafsirkan dan mengevaluasi situasi konkret sesuai dengan iman Gereja para rasul, setia dan loyal kepada hierarki sebagai pengganti para rasul.

SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT


Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat memahami  makna dan konsekuensi Sakramen Pengurapan Orang Sakit sehingga pada akhirnya dapat turut mendampingi orang yang sakit melalui doa dan tindakan

Kosa kata/ kata kunci/ Ayat yang perlu diingat

 “… Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni…” (Yak 5:15)

Menggali pengalaman saat menderita sakit

Setiap manusia pasti memiliki keterbatasan baik  secara fisik maupun psikis.

Secara fisik, bisa saja kita  mengalami sakit. Berbagai sikap dan perasaan dapat muncul pada saat kita mengalami sakit, seperti merasa bersalah, takut, sendirian, orang yang terbuang, menyalahkan orang lain, merasa ditinggalkan keluarga, dan sebagainya.

Ada pula yang menyikapi dengan sikap yang lain, seperti menyesali perbuatan-perbuatannya yang keliru, banyak berdoa, dan berserah diri kepada Tuhan.

Apa pun sikap yang mereka tampakkan pada saat mengalami sakit, dalam ketidakberdayaan seperti itu, mereka sangat membutuhkan pendampingan, penghiburan, dan kekuatan baik dari sesama maupun dari Tuhan. Semasa hidup-Nya, Yesus sangat memperhatikan orang yang sakit dan terpinggirkan. Karya ini dilanjutkan oleh Gereja dengan memberikan pendampingan dan melalui Sakramen Pengurapan Orang Sakit.

Sakramen ini adalah salah satu dari tujuh sakramen yang umumnya diberikan Gereja kepada orang yang dalam keadaan bahaya kematian atau orang yang dalam kondisi sakit berat. Sakramen Pengurapan Orang Sakit ini dapat diterima lebih dari satu kali.

Ada berbagai sikap atau perasaan yang dapat muncul pada saat kita mengalami sakit, seperti merasa bersalah, takut, sendirian, terbuang, menyalahkan orang lain, ditinggalkan keluarga, dan ada pula yang menyesali perbuatan- perbuatannya yang keliru, banyak berdoa, dan berserah diri kepada Tuhan.

Memahami Sakramen Pengurapan Orang Sakit sebagai upaya Gereja mendampingi orang yang sakit

Bacalah  beberapa penggalan teks Kitab Suci berikut ini!

Mrk 6:12-13

12 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, 13dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

Mrk 16:18

18 Mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.

Kis 9:34

34 Kata Petrus kepadanya: “Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau: bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!” Seketika itu juga bangunlah orang itu.

Yak 5: 13-16

13 Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! 14 Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. 15 Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. 16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

Pokok-pokok peneguhan sebagai berikut:

Cara Gereja dalam memperhatikan orang yang sakit adalah dengan memberikan pendampingan dan melalui pemberian Sakramen Pengurapan Orang Sakit.

Simbol utama  yang harus kelihatan dalam sakramen ini adalah:

  • Penumpangan tangan (tanda perlindungan, penghiburan, dan penguatan)
  • Pengurapan dengan minyak (tanda kedekatan yang meringankan, tanda Roh Kudus yang menyatukan manusia dengan Kristus).

Mereka yang terlibat dalam penerimaan Sakramen Pengurapan Orang Sakit ini antara lain:

  • Imam sebagai pemimpin upacara yang memberi Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Imam tidak boleh diwakilkan pada orang yang tidak tertahbis,
  • Orang sakit  yang menderita sakit berat dan sudah dibaptis,
  • Jemaat yang hadir, yaitu keluarga si sakit beserta umat lingkungan setempat, yang menjadi mendukung si sakit untuk menerima rahmat Tuhan.

Makna dari Sakramen Pengurapan Orang Sakit ini antara lain:

  1. Menganugerahkan rahmat Roh Kudus yang menjadikan si penderita mempunyai kekuatan, ketenangan, dan kebesaran hati untuk mengatasi kesulitan akibat sakitnya,
  2. Mengajak si sakit untuk mempersatukan penderitaan yang dialaminya dengan penderitaan Yesus Kristus,
  3. Menganugerahkan rahmat gerejani, yaitu keikutsertaan dalam penderitaan dan sengsara Kristus yang menyucikan dirinya,
  4. Menyiapkan orang sakit agar bila akhirnya meninggal, ia layak menghadap Bapa.

Dari makna dari Sakramen Pengurapan Orang Sakit tersebut, dapatlah kita simpulkan buah-buah dari Sakramen Pengurapan Orang Sakit, yaitu:

  1. Mendapatkan kekuatan, ketenangan, dan kebesaran hati,
  2. Membarui iman, harapan kepada Allah, dan menguatkan si sakit melawan segala godaan,
  3. Bantuan Tuhan dalam kesembuhan dari penyakit yang diderita,
  4.  Dosanya telah terampuni ( Yak 5: 15 ). 

Sorotan

KUMPULAN SOAL

 KELAS 7 (bab III) Soal Pilihan Ganda HOTS: Peran Keluarga bagi Perkembanganku 1. Mengapa peran keluarga sangat penting dalam perkembangan ...