Minggu, 26 Januari 2025

GEREJA SEBAGAI KOMUNITAS YANG HIDUP

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat memahami  bahwa Gereja adalah komunitas yang hidup, sehingga mereka mau terlibat di dalam komunitas Gereja tersebut

Kosa kata / kata kunci/ Ayat yang perlu diingat

Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. (1 Kor 12: 12)

Menggali pengalaman hidup tentang komunitas yang hidup

Suatu kelompok akan disebut sebagai komunitas yang hidup, jika komunikasi dan interaksi di dalam kelompok tersebut berlangsung terus-menerus.

Komunitas tersebut saling memperhatikan, memiliki, memberi, mendukung, menasihati, mengingatkan, mengembangkan, dan melayani. Mereka berusaha agar kebersamaam tersebut terus-menerus terjaga keutuhannya demi kebahagiaan bersama. Komunikasi dan interaksi dalam kelompok di atas ada dalam Gereja.

Gereja merupakan suatu komunitas yang hidup, yang di dalamnya berisi orang-orang yang beriman pada Kristus.

Kata ”Gereja” berasal dari kata igreja (dari bahasa Portugis) untuk menerjemahkan ecclesia (dari kata Latin), atau ekklèsia dari  bahasa Yunani, yang berarti ’kumpulan’ atau ’pertemuan,’ ’rapat.’ Namun, bukan sembarang kumpulan, melainkan kumpulan atau kelompok orang yang sangat khusus.

Kata Yunani ekklèsia sendiri sebenarnya berarti ’memanggil.’ Dari pengertian- pengertian tersebut, maka Gereja dapat diartikan sebagai umat yang dipanggil Tuhan.

Penghayatan Gereja sebagai komunitas umat beriman yang hidup nampak dalam beberapa aspek berikut:

  1. Untuk masuk menjadi anggota Gereja, setiap umat harus melalui sakramen baptis, dalam upacara inisiasi,
  2. Berkat baptisan, Roh Kudus mempersatukan semua orang dalam komunitas Gereja,
  3. Semua anggota komunitas hidup sehati dan sejiwa karena menghayati satu Allah, satu Roh, dan satu baptisan,
  4. Dalam Gereja, semua anggota dipandang dan diperlakukan sebagai saudara yang sederajat,
  5. Pemimpin dalam Gereja hadir sebagai pelayan yang mampu menghadirkan Kristus di tengah-tengah kehidupan Jemaat

Gereja sebagai suatu komunitas orang beriman yang hidup, memiliki kelompok anggota dengan peran masing-masing antara lain:

  1. Kaum klerus atau kaum tertahbis, yang terdiri atas episkopat (uskup), presbiterat (imam), dan diakonat (diakon). Mereka adalah orang yang ditahbiskan sehingga bertugas untuk menguduskan, menggembalakan, memimpin, melayani, mengajar umat,
  2. Kaum hidup bakti atau biarawan-biarawati, yang terdiri atas tarekat religius dan tarekat sekular. Mereka adalah orang yang mengucapkan Tri Kaul Suci, yaitu Kaul Ketaatan, Kemurnian, dan Kemiskinan, serta membaktikan dirinya untuk pewartaan Kabar Gembira. Mereka hidup dalam komunitas biara, tarekat, atau konggregasi tertentu, dengan pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, rumah retret, panti asuhan dan lain-lain,
  3. Kaum awam, yaitu umat kristiani yang bukan imam dan juga bukan biarawan- biarawati yang berperan penting juga dalam melaksanakan perutusan Gereja sesuai dengan bidang karya masing-masing.

Menggali inspirasi dari Kitab Suci tentang Gereja sebagai komunitas yang hidup

Bacalah teks Kitab Suci berikut ini!

1 Kor 12:12-28

12 Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. 13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. 14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. 15 Andaikata kaki berkata: “Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? 16 Dan andaikata telinga berkata: “Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? 17Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? 18 Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. 19 Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? 20 Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. 21 Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: “Aku tidak membutuhkan engkau.” Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: “Aku tidak membutuhkan engkau.” 22 Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. 23 Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota- anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. 24 Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, 25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota- anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. 26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. 27 Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. 28Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.

Pokok peneguhan:

Ciri Gereja terdapat dalam doa Aku Percaya, yaitu Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik.

  • Gereja yang satu merujuk pada ciri kesatuan dalam Gereja yang tampak dalam satu Injil, satu babtisan, dan satu jabatan yang dikaruniakan kepada Petrus dan kedua belas rasul.
  • Gereja yang kudus karena bersumber pada Kristus yang kudus, dengan tujuan menuju kekudusan, untuk kemuliaan Allah dan penyelamatan umat manusia. Jiwa dari Gereja adalah kudus, yaitu Roh Kudus dan unsur-unsur ilahi yang otentik di dalamnya adalah kudus, seperti ajaran- ajaran dan sakramen-sakramen. Anggotanya juga adalah kudus, sebab ditandai oleh Kristus melalui pembaptisan, diserahkan dan dipersatukan Kristus dalam iman, harapan, dan cinta yang kudus.
  • Gereja yang Katolik, antara lain tampak dalam rahmat dan keselamatan yang ditawarkan kepada semua orang. Iman dan ajaran Gereja yang bersifat umum, yaitu dapat diterima dan dihayati siapa pun.
  • Gereja yang apostolik karena Gereja berasal dari para rasul, dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman mereka. Gereja disebut apostolik karena Gereja berhubungan dengan para rasul yang diutus Kristus.

Cara mewujudkan ciri Gereja dalam kehidupan kita sebagai umat Allah antara lain:

  • Mewujudkan ciri Gereja yang satu. Usaha yang dapat digalakkan untuk memperkuat persatuan ”ke dalam” misalnya, aktif dalam kehidupan Gereja, setia, dan taat pada persekutuan umat termasuk hierarki, dan sebagainya. Sementara itu, untuk menggalakkan persatuan ”antargereja” misalnya, lebih bersifat jujur dan terbuka satu sama lain, lebih menekankan pada kesamaan dari pada perbedaan, dan mengadakan berbagai kegiatan sosial maupun peribadatan bersama, dan sebagainya.
  • Mewujudkan ciri Gereja yang kudus. Setiap anggota mau melakukan hal-hal baik seperti saling memberi kesaksian untuk hidup sebagai putra-putri Allah, mau terlibat dalam kegiatan Gereja yang bersifat sakramental, mau terlibat dalam karya sosial Gereja maupun kemasyarakatan, terlebih untuk orang miskin, lemah, dan terpinggirkan, dan melakukan aktivitas mendalami Sabda Tuhan dalam Kitab Suci, khususnya ajaran dan hidup Yesus, dan sebagainya.
  • Mewujudkan ciri Gereja yang katolik. Setiap anggota mau bersikap terbuka dan menghormati kebudayaan, adat-istiadat, agama dan kepercayaan, suku, dan bangsa mana pun, mau bekerja sama dengan pihak mana saja yang berkehendak baik dalam mewujudkan nilai-nilai yang universal, selalu memprakarsai dan memperjuangkan tata dunia yang lebih baik untuk umat manusia, mau terlibat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk memperjuangkan nilai- nilai universal.
  • Mewujudkan ciri Gereja yang apostolik. Setiap anggota Gereja setia pada tradisi dan ajaran Gereja, menafsirkan dan mengevaluasi situasi konkret sesuai dengan iman Gereja para rasul, setia dan loyal kepada hierarki sebagai pengganti para rasul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sorotan

KUMPULAN SOAL

 KELAS 7 (bab III) Soal Pilihan Ganda HOTS: Peran Keluarga bagi Perkembanganku 1. Mengapa peran keluarga sangat penting dalam perkembangan ...