Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu memahami peran keluarga, serta pesan
Kitab Suci tentang sikap yang perlu dikembangkan terhadap keluarga, sehingga
mampu mensyukuri kebaikan keluarga dan dengan bersedia terlibat secara aktif
dalam kehidupan di dalam keluarganya
Kosa kata/ kata
kunci/ Ayat yang perlu diingat
“Hai anak-anak, taatilah orang-tuamu dalam segala hal,
karena yang indah di dalam Tuhan” (Kol 3:20)
Menggali
Pengalaman Hidup dalam Keluarga
Kalian pasti sangat tahu bahwa kita dapat hidup dan berkembang berkat keluarga. Keluargalah, terutama kedua orang tua, yang mengajari kita banyak hal sehingga kita bisa berkembang seperti ini. Walaupun mungkin ada juga yang tidak merasakan kehadiran mereka berdua secara utuh karena berbagai sebab. Sayangnya banyak kejadian yang dilakukan orang tua tidak bisa diingat terus.
Walaupun sekarang kalian masih di bangku SMP, tidak semua
hal yang telah orang tua dan anggota yang lain lakukan bisa diingat kembali.
Umumnya makin bertambah usia, makin banyak hal terlupakan.
Sesungguhnya semua anggota keluarga turut membantu
perkembanganmu, walaupun perannya berbeda dan sekalipun yang dilakukan
sederhana.
Mungkin adikmu hanya pernah memberimu jajanannya. Tetapi
dengan demikian mengingatkanmu supaya kalian pun belajar berbagi. Mungkin
kakakmu pernah menyembunyikan sepatumu dan sempat membuatmu jengkel. Tetapi
kejadian itu bisa memberi pelajaran bagimu berlatih bersabar dan tidak balas
dendam.
Peran paling terasa tentu saja peran kedua orang tua. Orang tualah yang pertama kali melatihmu berbicara, berjalan, melakukan pekerjaan, bersikap sopan, berbagi, bertoleransi saat bermain dengan teman. Orang tua tidak hanya memberimu makan supaya tubuhmu bertumbuh, tetapi juga memberi makan jiwamu agar berkembang.
Semakin sering kalian mengenang segala yang telah mereka
lakukan, semakin cintalah kalian pada mereka.
Dengan usia kalian seperti sekarang, relasi dengan orang tua juga berubah. Cinta mereka tetap. Hanya cara mereka mengungkapkannya berbeda dengan saat kalian masih kecil. Demikian juga relasi kalian dengan anggota keluarga yang lain.
Apakah kalian sadar bahwa:
- Banyak orang tanpa sadar terbiasa menuntut orang lain dari pada berpikir tentang tindakan yang seharusnya dilakukan terhadap orang lain. Hal itu juga sering terjadi dalam kehidupan remaja di rumah.
- Akibatnya sering terjadi konlik dan salah paham. Orang tua merasa anaknya tidak memahami kesibukan dan kelelahan yang mereka rasakan. Sementara itu, anak merasa orang tua dan angggota keluarga tidak mau mengerti dirinya.
- Hal ini sering terjadi karena kurangnya komunikasi atau cara berkomunikasinya yang salah. Contohnya, orang tua sebenarnya tahu bahwa membayar uang sekolah itu kewajibannya tetapi karena kesibukan, bisa jadi mereka lupa membayar. Kalau masalah ini dikatakan kepada orang tua yang baru datang bekerja dan masih dalam keadaan lelah, banyak orang tua akhirnya berubah menjadi marah.
Mendalami
Ajaran Gereja tentang Keluarga
Mendalami beberapa dokumen Gereja.
FAMILIARIS CONSORTIO
18
Keluarga, yang didasarkan pada cinta kasih serta dihidupkan olehnya merupakan persekutuan pribadi-pribadi: suami dan istri, orangtua dan anak- anak, sanak-saudara. Tugasnya yang pertama yakni: dengan setia menghayati kenyataan persekutuan, disertai usaha terus menerus untuk mengembangkan rukun hidup yang autentik antara pribadi-pribadi.
PERNYATAAN KONSILI VATIKAN II TENTANG PENDIDIKAN KRISTEN, No. 3
Karena orang tua telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anak, terikat kewajiban amat berat untuk mendidik anak mereka. Maka orang tualah yang harus diakui sebagai pendidik mereka yang pertama dan utama. Begitu pentinglah tugas mendidik itu, sehingga bila diabaikan, sangat sukar pula dapat dilengkapi. Sebab merupakan kewajiban orang tua: menciptakan lingkungan keluarga, yang diliputi semangat bakti kepada Allah dan kasih sayang terhadap sesama sedemikian rupa, sehingga menunjang keutuhan pendidikan pribadi dan sosial anak-anak mereka. Maka keluarga itulah lingkungan pendidikan pertama keutamaan-keutamaan sosial, yang dibutuhkan oleh setiap masyarakat. Adapun terutama dalam keluaraga kristen, yang diperkaya dengan rahmat serta kewajiban Sakramen Perkawinan, anak-anak sudah sejak dini harus diajar mengenal Allah serta berbakti kepada-Nya dan mengasihi sesama, seturut iman yang telah mereka terima dalam Baptis. Disitulah anak- anak menemukan pengalaman pertama masyarakat manusia yang sehat serta Gereja. Melalui keluargalah akhirnya mereka lambat-laun diajak berintegrasi dalam masyarakat manusia dan umat Allah. Maka hendaklah para orang tua menyadari, betapa pentinglah keluarga yang sungguh kristen untuk kehidupan dan kemajuan umat Allah sendiri.
DOKUMEN KONSILI VATIKAN II, GEREJA DI DUNIA DEWASA INI No. 48
Anak-anak, selaku anggota keluarga yang hidup, dengan cara mereka sendiri ikut serta menguduskan orang tua mereka. Sebab mereka akan membalas budi kepada orangtua dengan rasa syukur terima kasih, cinta mesra serta kepercayaan mereka, dan seperti layaknya bagi anak-anak akan membantu orang tua di saat-saat kesukaran dan dalam kesunyian usia lanjut.
KATEKISMUS GEREJA KATOLIK
2215. Penghormatan anak-anak untuk orang-tuanya muncul dari rasa terima kasih kepada mereka, yang telah memberi kehidupan kepada mereka dan yang telah memungkinkan mereka melalui cinta kasih dan usaha, supaya bertumbuh dalam kebesaran, kebijaksanaan, dan rahmat. “Hormatilah ayahmu dengan segenap hati, dan sakit beranak ibumu jangan kau lupakan! Ingatlah bahwa engkau adalah anak mereka. Bagaimana gerangan engkau dapat membalas budi atas apa yang mereka lakukan untuk engkau?” (Sir 7:27-28). 2216. Kasih sayang kepada orang-tua nyata dalam kepatuhan dan ketaatan yang baik. “Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu dan janganlah menyia- nyiakan ajaran ibumu!... jikalau engkau berjalan, engkau akan dipimpinnya, jikalau engkau berbaring, engkau akan dijaganya, jikalau engkau bangun, engkau akan disapanya” (Ams 6:20-22). “Anak yang bijak mendengarkan didikan ayahnya, tetapi seorang pencemooh tidak mendengarkan hardikan” (Ams 13:1).
Poin-poin yang dapat kita pelajari dari dokumen gereja diatas yakni:
- Idealnya keluarga merupakan persekutuan cinta, yang saling mengasihi satu sama lain. Cinta kasih itu selayaknya menjadi pengikat persekutuan keluarga. Semua anggota keluarga bertanggung jawab agar cinta itu terus tumbuh dalam keluarga.
- Anak ikut bertanggung jawab memelihara kekudusan orang tuanya. Anak jangan sampai menjerumuskan orang tuanya pada dosa. Contohnya, ada orang tua yang korupsi karena anaknya terlalu menuntut hidup mewah. Banyak orang tua gampang marah bahkan mengeluarkan kata-kata kasar karena anaknya tidak menurut nasihatnya. Anak punya hak mengingatkan orang tuanya untuk tidak mabuk-mabukan atau terbiasa berjudi.
- Tugas orang tua tidak sebatas mencukupi sandang dan pangan. Mereka juga bertanggung jawab agar semua anggota keluarga menghormati dan mengasihi Allah serta mengasihi sesama. Anak-anak perlu dilatih untuk terbiasa hidup sebagai anggota masyarakat maupun angggota Gereja. Mereka harus dilatih sejak dini untuk memiliki keutamaan sosial, seperti peduli terhadap sesama dan lingkungan, bertoleransi, murah hati, gotong royong, memperhatikan yang lemah dan kekurangan, jujur, adil, dan sebagainya. Orang tua juga perlu melatih anaknya taat dan patuh pada orang tua. Orang tua itu simbol Allah, wujud Allah yang nyata bagi anak-anaknya.
- Anak dipanggil untuk mencintai dan menghormati orang tua dan seluruh anggota keluarga. Selain dengan cara mentaati mereka, banyak hal sederhana bisa dilakukan, antara lain:
- Mendoakan mereka setiap hari
- Mengingat dan merayakan ulang tahun kelahiran atau ulang tahun perkawinan mereka
- Membantu pekerjaan mereka
- Bila memungkinkan, anak masih bisa diberi kesempatan untuk bertanya atau sharing tentang kehidupan mereka di tengah keluarganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar