Sabtu, 25 Januari 2025

SABDA BAHAGIA


Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu memahami  ajaran Yesus tentang sabda bahagia, sehingga mereka dapat untuk mengusahakannnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kosa kata / kata kunci/ Ayat yang perlu diingat

 “Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga…” (Mat 5:3)

Menggali Pengalaman Mengusahakan Kebahagiaan

Setiap orang senantiasa mengharapkan hidupnya bahagia. Tidak ada orang yang menginginkan hidupnya menderita.

Ukuran kebahagiaan setiap orang berbeda-beda, misalnya:

  • Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa ia merasa bahagia kalau punya banyak uang dan harta melimpah.
  • Sebagian orang lagi mengatakan bahwa ia akan bahagia bila setiap hari bisa mendapatkan sepiring makanan yang enak.
  • Ada pula yang mengatakan bahwa mereka sungguh bahagia bila dapat berkumpul dan bercengkarama bersama di rumah. 

Dengan ukuran dan pemahaman kebahagiaan yang berbeda-beda itu, setiap orang melakukan berbagai cara yang berbeda-beda untuk menggapai kebahagiaan itu.

Ada beberapa sifat, sikap, atau perilaku yang membuat ketidakbahagiaan dalam hidup manusia, di antaranya sikap iri hati,  egois, cemburu, dan ketidakpercayaan.

Mendalami Ajaran Yesus tentang Sabda Bahagia

Bacalah teks Kitab Suci berikut ini

Matius 5:1-12

1Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. 2Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: 3”Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. 4Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. 5Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. 6Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. 7Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. 8Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. 9Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah 10Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. 11Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu diitnahkan segala yang jahat. 12Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.”

Penjelasan teks Kitab Suci:

Yesus menawarkan suatu konsep kebahagiaan yang sejati, yang mencakup kehidupan rohani dalam relasi dengan Allah dan relasi dengan sesama, yaitu:

1. Aspek Iman (Mat 5: 3-6). Bagian ini menegaskan bahwa yang berbahagia adalah orang yang sepenuhnya menyandarkan hidup kepada Allah. Mereka itu adalah:

  •  Orang miskin: tidak dalam arti mereka yang tidak memiliki harta benda, melainkan karena hidupnya tertindas oleh ketidakadilan, ketimpangan sosial, dan kurang beruntung sehingga selalu mengandalkan Tuhan dalam hidupnya,
  • Orang yang berduka cita: mereka ini adalah orang-orang yang mengharapkan penghiburan yang datang dari Allah (Yes 61: 1-3),
  • Orang yang lemah lembut: orang seperti ini tidak dapat mengandalkan dirinya sendiri tetapi dengan rendah hati menantikan pertolongan dari Tuhan,
  • Orang yang lapar dan haus akan kebenaran: mereka adalah orang- orang yang rindu dibenarkan oleh Allah (Mzm 146: 7),

2. Aspek Sosial (Mat 5: 7-10). Bagian ini menegaskan bahwa yang berbahagia adalah orang yang dalam hidupnya selalu rendah hati dan senantiasa mengusahakan kebaikan bagi sesama dan dunia. Mereka itu adalah:

  • Orang yang murah hati: mereka yang gemar berbuat kasih kepada sesama.
  • Orang yang suci hatinya: mereka yang menyandarkan dirinya pada sabda Allah dan siap melakukan kehendak-Nya.
  • Orang yang membawa damai: mereka yang menciptakan suasana damai di tengah masyarakat dan di mana pun mereka berada.
  • Orang yang dianiaya karena kebenaran: mereka yang berjuang demi tegaknya kebenaran di mana pun mereka berada.

Melalui Sabda Bahagia ini Yesus bermaksud menyatakan tiga hal, yaitu:

  1. Yesus ingin menyiapkan para murid-Nya untuk tugas perutusan mewartakan kabar suka cita Kerajaan Allah kepada dunia sebagaimana yang dikehendaki Bapa.
  2. Sabda Bahagia mempunyai nilai eskatologis, yaitu berkaitan dengan akhir zaman. Sabda Bahagia ini merupakan tuntutan atau prasyarat bagi semua orang yang ingin masuk dalam kerajaan sorga.
  3. Sabda Bahagia merupakan hukum baru yang mengatur relasi manusia dengan Tuhan dan sesama yang didasarkan pada kasih.

Melalui Sabda Bahagia ini, Yesus tampil dan menawarkan suatu pilihan baru dan harapan baru kepada para pengikut-Nya. Sekalipun mereka miskin, lapar dan haus, dihina, dicela, lapar, bahkan dianiaya, mereka tak boleh mengingkari imannya kepada Allah dalam Yesus Kristus. 

Dalam keadaan apa pun, Tuhan tetap setia dan selalu berada di dekat kita serta bersedia untuk menolong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sorotan

KUMPULAN SOAL

 KELAS 7 (bab III) Soal Pilihan Ganda HOTS: Peran Keluarga bagi Perkembanganku 1. Mengapa peran keluarga sangat penting dalam perkembangan ...