Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat memahami
makna dan konsekuensi Sakramen Baptis sehingga pada akhirnya dapat
bersyukur atas baptisannya.
Kosa kata/ kata
kunci/ Ayat yang perlu diingat
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak
dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
(Yoh 3:5)
Menggali pengalaman tentang pembaptisan
Sakramen Inisiasi yang pertama dalam Gereja Katolik adalah Sakramen Baptis atau Permandian. Sakramen Baptis menjadi pintu gerbang untuk dapat menerima sakramen-sakramen yang lainnya.
Sakramen Baptis adalah sakramen
dasar bagi orang Kristiani. Dengan dibaptis, seseorang bergabung secara sah
menjadi anggota Gereja.
Baptis berasal dari bahasa Yunani Baptizo yang berarti
pembasuhan atau pencucian. Berdasar pengertian tersebut, membaptis dapat
diartikan sebagai membenamkan calon ke dalam air atau menuangkan air ke atas
kepala sambil mengucap atas nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Bermula dari peristiwa setelah kebangkitan, Yesus memberikan
tugas perutusan kepada para rasul untuk membaptis (Mat 28:19). Sejak
Pentakosta, Gereja melayani pembaptisan kepada setiap orang yang percaya kepada
Yesus Kristus.
Sarana yang
dipergunakan dalam sakramen baptis antara lain:
- Air sebagai lambang membersihkan dari dosa-dosa,
- Lilin menyala, yang melambangkan cahaya Kristus sebagai penerang dalam kehidupan, karena kita adalah anak terang Kristus (Ef 5:8),
- Kain putih yang melambangkan “mengenakan Kristus.” Sesudah dibaptis, kita mengandalkan kekuatan Kristus dalam menjalani hidup. Dalam Gereja Katolik, pembaptisan dapat dibedakan menjadi dua yaitu, baptisan bayi dan baptisan dewasa. Dalam babtisan bayi, Gereja membaptis bayi beberapa bulan setelah bayi lahir.
Pada dasarnya, dosa asal sudah ada, maka pembatisan bayi
berarti bayi telah diselamatkan dari kuasa jahat untuk dibebaskan menjadi
anak-anak Allah. Untuk dapat melaksanakan pembaptisan bayi, ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi, yaitu adanya pendampingan orang tua dan Gereja untuk
mengucapkan pengakuan iman. Orang tua yang bertanggung jawab atas iman dari si
bayi.
Baptisan dewasa diberikan khusus kepada mereka yang sudah dewasa. Seperti halnya pembaptisan bayi, baptis
dewasa pun memiliki beberapa persyaratan antara lain,
- Percaya kepada Kristus sebagai penyelamat,
- Mengikuti pelajaran calon katekumen sekurang-kurangnya 1 tahun, dan
- Mengucapkan pengakuan iman pada waktu pembaptisan.
Menggali inspirasi
dari Kitab Suci tentang pembaptisan dalam Gereja Katolik sebagai Sakramen
Inisiasi
Bacalah teks Kitab Suci berikut ini!
Mat 28:16-20
16 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. 17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. 18 Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.
Yoh. 3: 1-7
1Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. 2Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata, “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” 3Yesus menjawab, kata-Nya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” 4Kata Nikodemus kepada-Nya, “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” 5Jawab Yesus, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. 6Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. 7Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.”
Mat 3:1-17
1 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: 2 “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” 3 Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: “Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.” 4 Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. 5 Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. 6 Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan. 7Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: “Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? 8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. 9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! 10 Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. 12 Alat penampi sudah ditangan- Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.” 13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. 14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: “Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?” 15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.” Dan Yohanes pun menuruti-Nya. 16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, 17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”
Pokok-pokok peneguhan
Berbeda dengan baptisan bayi, ada empat tahapan yang harus
dilalui seseorang dewasa untuk mencapai baptisan tersebut. Adapun keempat tahapan tersebut adalah:
- Tahapan Prakatekumenat, yaitu masa untuk pemurnian motivasi calon, yang diakhiri dengan upacara tahap pertama, yaitu pelantikan menjadi katekumen,
- Tahapan Katekumenat, yaitu masa untuk pengajaran dan pembinaan iman, serta latihan hidup dalam jemaat. Masa ini diakhiri dengan upacara pengukuhan katekumenat terpilih,
- Tahapan persiapan terakhir, yaitu masa khusus untuk mempersiapkan diri menerima sakramen inisiasi, yang diakhiri dengan upacara peneriman Sakramen Baptis,
- Tahapan mistagogi, yaitu masa untuk pembinaan lanjutan setelah seseorang menerima Sakramen Baptis. Menurut Kitab Hukum Kanonik, calon baptis hendaknya didampingi oleh wali baptis, yang bertugas untuk mendampingi calon baptis dewasa dalam inisiasi kristiani, dan juga mengusahakan agar yang dibaptis hidup secara kristiani sesuai dengan nama baptisnya serta memenuhi dengan setia kewajiban-kewajiban yang melekat pada baptis itu” (KHK No. 872).
Buah atau rahmat dari Sakramen Baptis adalah dihapuskan dari segala dosa, dilahirkan kembali menjadi anak Allah, mendapat rahmat pengudusan dan pembenaran yang mempersatukan seseorang dengan Kristus dan Gereja-Nya, ikut ambil bagian dalam tugas Gereja, dan dimeteraikan sebagai milik Kristus selama-lamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar