Minggu, 26 Januari 2025

SAKRAMEN PENGUATAN (KRISMA)


Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat memahami  makna dan konsekuensi Sakramen Penguatan sehingga pada akhirnya dapat bersyukur atas kehadiran Roh Kudus dalam Sakramen Penguatan

Kosa kata/ kata kunci/ Ayat yang perlu diingat

Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata- kata dalam bahasa- bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. (Kis 2:4)

Memahami Sakramen Penguatan berdasarkan pengalaman

Sakramen penguatan merupakan sakramen yang akan menyempurnakan inisiasi, juga melengkapi rahmat baptis yang sebelumnya telah diterima. Selain diakui sebagai anggota Gereja secara resmi, setelah menerima sakramen penguatan, seseorang juga akan memiliki ikatan yang lebih kuat dengan Gereja.

Sakramen Penguatan adalah sakramen kedewasaan, pemantapan. Orang yang menerima sakramen ini diharapkan memiliki kedewasaan dalam hal iman. Melalui Sakramen Penguatan, kita menerima Roh kudus agar kita lebih kuat dalam bertindak sebagai sebagai anak-anak Allah, menggabungkan kita lebih erat dengan Kristus, memperkuat hubungan kita dengan Gereja, mendorong kita mengambil bagian lebih aktif dalam perutusan, dan membantu kita supaya memberi kesaksian iman kristen dengan perkataan dan perbuatan. (Katekismus Gereja Katolik no 1316).

Dengan menerima sakramen penguatan, kita menjadi dewasa dalam iman sehingga kita menjadi lebih bertanggung jawab atas iman, mampu membedakan yang baik dan jahat, mandiri, mampu mengambil keputusan dengan bijak, mampu mengendalikan diri, tidak mudah terbawa arus atau terombang-ambing imannya. 

Ada beberapa tanda kedewasaan iman dalam Kristus yang diharapkan dimiliki seseorang setelah menerima Sakramen Penguatan, yaitu:

  1. Kita dapat memusatkan perhatian kepada Kristus dan bukan kepada diri sendiri,
  2. Kesediaan untuk memberikan diri kita untuk pekerjaan-pekerjaan Allah di dunia,
  3. Tidak mudah bertengkar dengan sesama, terutama dengan sesama umat,
  4. Mau dengan hati lapang memikul salib yang Tuhan izinkan terjadi di dalam kehidupan kita, dengan harapan akan kebangkitan bersama Kristus,
  5. Mau mengikuti seluruh ajaran dan kehendak Tuhan dan tidak memilih-milih dan menyesuaikan dengan kehendak kita sendiri.

Setiap orang beriman kristiani yang akan menerima sakramen penguatan diharapkan memenuhi syarat-syarat, antara lain:

  1. Telah dibabtis secara katolik dan tergabung dalam kesatuan Katolik
  2. Berusia minimal 14 tahun (kelas 2 SMP)
  3. Mengikuti pembinaan khusus penerimaan sakramen penguatan
  4. Dewasa secara iman dan rohani
  5. Melakukan pengakuan dosa

Pelaksanaan sakramen penguatan dilakukan melalui penumpangan tangan yang disertai juga dengan pengurapan minyak krisma oleh Uskup.

Mendalami makna Sakramen Penguatan berdasarkan ajaran Gereja dan Kitab Suci

Bacalah Katekismus Gereja Katolik dan Kitab Suci berikut ini!

KGK 1316

Penguatan menyempurnakan rahmat Pembaptisan. Itu adalah Sakramen yang memberi Roh Kudus, supaya mengakarkan kita lebih kuat dalam persekutuan anak-anak Allah, menggabungkan kita lebih erat dengan Kristus, memperkuat hubungan kita dengan Gereja, membuat kita mengambil bagian yang lebih banyak dalam perutusannya, dan membantu kita, supaya memberi kesaksian iman Kristen dengan perkataan dan perbuatan.

Kis 2:1-13

1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. 2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; 3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. 5 Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. 6 Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata- kata dalam bahasa mereka sendiri. 7 Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: “Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? 8Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: 9 kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, 10 Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, 11 baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatanperbuatan besar yang dilakukan Allah.” 12 Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: “Apakah artinya ini?” 13 Tetapi orang lain menyindir: “Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.”

Pokok-pokok peneguhan:

Sakramen penguatan adalah sakramen kedewasaan, pemantapan. Orang yang menerima sakramen ini diharapkan memiliki kedewasaan dalam hal iman.

Melalui sakramen penguatan, kita menerima Roh kudus agar kita lebih kuat dalam bertindak sebagai sebagai anak-anak Allah, menggabungkan kita lebih erat dengan Kristus, memperkuat hubungan kita dengan Gereja, mendorong kita mengambil bagian lebih aktif dalam perutusan, dan membantu kita supaya memberi kesaksian iman kristen dengan perkataan dan perbuatan.

Rahmat atau buah-buah dari sakramen penguatan antara lain:

  • Menerima curahan Roh Kudus, seperti yang dialami oleh para rasul pada hari Pentakosta.
  • Memperkuat rahmat pembaptisan, yaitu menjadikan kita anak-anak Allah dengan lebih sungguh, meneguhkan persatuan kita dengan Kristus, menambah karunia Roh Kudus, mengikat kita lebih sempurna dengan Gereja.
  • Tanda rohani yang tak terhapuskan sebagai seorang Katolik yang dewasa.
  • Menyempurnakan perutusan byang diterima dalam pembaptisan.

Hal yang seharusnya dilakukan oleh orang yang telah menerima Roh Kudus, sebagai konsekuensi dari sakramen penguatan, yaitu bertanggung jawab menjadi saksi Kristus baik dalam Gereja sendiri, dalam keluarga, dan di lingkungan masyarakat yang lebih luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sorotan

KUMPULAN SOAL

 KELAS 7 (bab III) Soal Pilihan Ganda HOTS: Peran Keluarga bagi Perkembanganku 1. Mengapa peran keluarga sangat penting dalam perkembangan ...