Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat memahami pengorbanan Yesus, meneladan
Keberanian Yesus dalam berkorban untuk orang lain terlebih mereka yang miskin,
menderita dan berkekurangan
Kosa kata/ kata
kunci/ Ayat yang perlu direnungkan
”Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini
daripada- Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak- Mulah yang
terjadi” (Luk 22:42)
Menggali pengalaman
hidup tentang konsekuensi dari sebuah perbuatan
Dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab
seseorang, biasanya ada saja tantangan yang dihadapi. Tantangan itu bisa
berasal dari dalam diri maupun dari luar diri sendiri. Kesuksesan seseorang
dalam melaksanakan tugas itu bergantung juga pada bagaimana sikap orang
tersebut dalam menghadapi tantangan yang dihadapi itu. Yesus yang menerima
tugas dari Bapa-Nya untuk mewartakan kabar suka cita Kerajaan Allah, juga tidak
terlepas dari tantangan dan risiko.
Menggali pengalaman
Yesus ketika mengalami penolakan atas karya-Nya
1)
Sebagian kelompok orang MENERIMA PEWARTAAN YESUS, antara lain:
- Pertama, Orang miskin dan sederhana, karena mereka inilah yang merasakan secara langsung pewartaan Yesus, baik melalui kata-kata maupun melalui mukjizat-Nya.
- Kedua, Para pendosa yang au bertobat, karena Yesus berkenan datang dan bergaul dengan mereka, sehingga mereka merasa diperhatikan oleh Yesus.
- Ketiga, Orang-orang sakit, karena orang-orang inilah yang secara langsung merasakan kebahagiaan dan kegembiraan atas pewartaan Yesus, terlebih dengan mukjizat penyembuhan- Nya.
- Keempat, Kaum wanita dan anak-anak; karena Yesus berkenan hadir, peduli, dan meninggikan derajat mereka.
2) Selain itu, ada pula kelompok orang yang MENOLAK PEWARTAAN YESUS, antara lain:
- Para Imam dan Ahli Taurat, karena mereka merasa kehilangan wibawa dan mulai berkurang pengikutnya sehingga mereka merasa semakin terancam oleh kehadiran Yesus.
- Orang-Orang Farisi, karena kehadiran Yesus dianggap akan merusak tatanan hidup sosial dan kemasyarakatan mereka yang sudah mapan.
- Para penguasa, karena Yesus sering mengecam mereka sehingga mereka merasa kedudukan, kehormatan dan kekuasaannya terancam dengan kehadiran Yesus.
- Orang-orang kaya dan mapan, karena Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus menuntut keberanian untuk meninggalkan segala-galanya termasuk meninggalkan harta benda, kekayaan, dan kemapanan hidup. Kehadiran Yesus merupakan ancaman bagi orang-orang tertentu. Mereka berusaha untuk menyingkirkan Yesus. Terjadilah peristiwa sengsara dan wafat Yesus.
Bacalah teks Kitab Suci berikut ini:
Mrk 15: 1-39
1 Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mupakatnya. Mereka membelenggu Yesus lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus. 2 Pilatus bertanya kepada-Nya: “Engkaukah raja orang Yahudi?” Jawab Yesus: “Engkau sendiri mengatakannya.” 3 Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia. 4 Pilatus bertanya pula kepada-Nya, katanya: “Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!” 5 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran. 6 Telah menjadi kebiasaan untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu menurut permintaan orang banyak. 7 Dan pada waktu itu adalah seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan. 8 Maka datanglah orang banyak dan meminta supaya sekarang kebiasaan itu diikuti juga. 9 Pilatus menjawab mereka dan bertanya: “Apakah kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?” 10 Ia memang mengetahui, bahwa imam- imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki. 11Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk meminta supaya Barabaslah yang dibebaskannya bagi mereka. 12 Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada mereka: “Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?” 13 Maka mereka berteriak lagi, katanya: “Salibkanlah Dia!” 14 Lalu Pilatus berkata kepada mereka: “Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?” Namun mereka makin keras berteriak: “Salibkanlah Dia!” 15 Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. 16 Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. 17 Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. 18 Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya: “Salam, hai raja orang Yahudi!” 19 Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. 20a Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. 20bKemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. 21 Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. 22 Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak. 23 Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya. 24 Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. 25 Hari jam sembilan ketika Ia disalibkan. 26 Dan alasan mengapa Ia dihukum disebut pada tulisan yang terpasang di situ: “Raja orang Yahudi”. 27 Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. 28 [Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: “Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka.”] 29 Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata: “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, 30 turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!” 31 Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata: “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! 32 Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya.” Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga. 33 Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. 34 Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”, yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? 35 Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: “Lihat, Ia memanggil Elia.” 36 Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata: “Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia.” 37 Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. 38 Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. 39 Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!”
Pokok-pokok peneguhan sebagai berikut:
- Penderitaan yang dialami oleh Yesus merupakan konsekuensi dari tugas perutusan-Nya untuk melaksanakan kehendak Bapa dalam mewartakan dan menegakkan Kerajaan Allah.
- Yesus bertanggungjawab dan rela berkorban tanpa pamrih sampai mati, menyerahkan diri-Nya kepada kehendak Bapa.
Keteladanan Yesus dalam menghadapi penderitaan
tampak dalam beberapa peristiwa berikut:
- Yesus tabah dalam menghadapi penderitaan dan berserah diri kepada kehendak Bapa-Nya l Yesus tidak bersikap egois dengan hanya memikirkan penderitaan yang Dia alami. Dia tetap mewartakan kabar suka cita kepada mereka yang membutuhkan, walaupun Dia sendiri sedang mengalami penderitaan, seperti peristiwa Yesus menghibur perempuan yang menangisi-Nya
- Ketika berada di atas kayu salib, Yesus tidak menghujat atau pun menyumpahi orang-orang yang telah menyalibkan Dia, tetapi justru sebaliknya, Yesus mengampuni dan mendoakan mereka d. Sebagai murid-Nya, kita harus belajar dari sikap Yesus dalam menghadapi penderitaan yaitu: tetap tabah dalam menghadapi penderitaan dan disertai sikap penyerahan diri kepada Tuhan
- Berani menghadapi risiko demi menegakkan kebenaran dan keadilan
- Kita diajak untuk tetap solider terhadap mereka yang miskin, menderita, tertindas dan yang membutuhkan pembebasan dalam hidupnya, meskipun kita sendiri juga mengalami penderitaan.
Peristiwa sengsara Yesus memberi teladan kepada kita mengenai
sikap yang seharusnya kita miliki ketika menghadapi penderitaan hidup. Melalui
sengsara dan salib-Nya, Yesus telah memberikan teladan bagi kita dalam
menghadari kesulitan-kesulitan hidup kita. Keteladanan itu tampak dalam
beberapa peristiwa, seperti ketika Yesus menghibur wanita-wanita yang
menangisi-Nya “Hai puteri- puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku,
melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu (Luk.23:28).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar