Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu memahami ajaran dan tindakan Yesus Yang
Maha Pengampun sehingga mereka dapat meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari
Kosa kata/ kata
kunci/ Ayat yang perlu diingat
“Bukan! Aku berkata
kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh
kali…” (Matius 18:22)
Menggali Pengalaman
Memaafkan dalam Hidup Sehari-hari
- Apakah kalian pernah memaafkan teman?
- Mengapa kalian mau memaafkan teman?
- Apa artinya memaafkan itu?
Terhadap kesalahan yang telah dilakukan, sebaiknya seseorang segera mengakui kesalahan tersebut dan memperbaikinya. Tidak semua orang dengan segera meminta maaf atas kesalahannya. Sebaliknya, tidak semua orang dengan senang hati segera memaafkan atau memberi pengampunan kepada orang yang bersalah.
Meminta maaf atau pun memberi pengampunan, sesungguhnya dapat menguntungkan, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain terlebih bagi orang yang bersalah. Tindakan meminta maaf atau pun memaafkan akan menjadikan hati kita tenang, tenteram, damai, jauh dari segala permusuhan dan dendam.
Tindakan memaafkan atau meminta maaf akan menjadikan
relasi kita dengan sesama dan dengan Tuhan akan tetap terjalin dengan harmonis
dan menyenangkan.
Mendalami Ajaran
Yesus tentang Mengampuni
Bacalah teks Kitab Suci
berikut ini
Matius 18:21-35
21Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” 22Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 23Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. 24Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. 25Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. 26Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 27Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. 28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! 29Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. 30Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. 31Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. 32Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. 33Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? 34Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. 35Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.
- Bagaimana pendapat Petrus tentang memberi pengampunan?
- Bagaimana pendapat Yesus tentang memberi pengampunan?
- Pengampunan seperti apa yang diajarkan Yesus?
- Menurut kalian apa saja faktor yang dapat menyebabkan orang sulit untuk memaafkan atau meminta maaf?
- Apa saja akibat yang dapat timbul dari ketidakmampuan memaafkan?
- Menurut kalian, apa saja tahap-tahap bagi seseorang untuk memberikan pengampunan?
Penegasan:
- Bagi Petrus mengampuni sampai tujuh kali itu sudah banyak. Artinya pengampunan juga ada batasnya. Namun, Yesus mengoreksi pendapat Petrus. Bagi Yesus, memberikan pengampunan itu tanpa batas. Pengampunan kepada sesama tidak mungkin dipisahkan dari pengampunan Allah. Pengampunan Allah jauh melampaui pengertian pada umumnya serta melampaui segala perhitungan.
- Kesediaan untuk mengampuni merupakan kualitas spiritualitas yang tinggi. Semakin mampu mengampuni, berarti kita semakin diperkaya oleh kasih Allah, semakin dimampukan untuk dipakai sebagai alat-Nya secara tepat.
- Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang merasa sulit untuk memaafkan atau meminta maaf atas kesalahannya, antara lain: Faktor keinginan untuk mempertahankan “harga diri” atau wibawa, Faktor gengsi, Faktor sikap egois dan mau menang sendiri.
- Ketidakmampuan memaafkan atau mengampuni dapat mengakibatkan: Tumbuhnya rasa dendam, yang sesungguhnya dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain, Orang yang bersalah akan menanggung rasa bersalah secara berkepanjangan, Tumbuhnya permusuhan dan kebencian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar