Kamis, 23 Januari 2025

AKU CITRA ALLAH YANG UNIK


Tujuan pembelajaran:

Peserta didik mampu memahami dirinya sebagai citra Allah yang unik, menghayati keunikannya sesuai dengan pesan Kitab Suci, mensyukuri dan mewujudkan penghayatan imannya sebagai citra Allah melalui tindakan nyata. 

Kosa kata / kata kunci/ Ayat yang perlu diingat:

“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan- Nya dia: laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”. (Kej 1:27) 

Memahami dan Menyadari Diri sebagai Pribadi yang Unik 
  1. Adakah ciri-ciri dalam dirimu yang sama persis dengan ciri-ciri yang dimiliki temanmu? 
  2. Manakah yang lebih banyak, perbedaan atau persamaan dirimu dengan temanmu? 
  3. Mengapa manusia berbeda satu dengan yang lain? 
Penjelasan: 
Tak ada seorang manusia pun yang sama satu dengan yang lainnya. Bahkan orang yang disebut kembar identik pun memiliki beberapa hal yang berbeda satu terhadap yang lain. Itulah sebabnya manusia disebut unik, karena berbeda satu dengan yang lain. 
Perbedaan itu bisa meliputi banyak aspek: fisik, psikis, kebiasaan, keinginan, dsb. 
Perbedaan itu juga bisa disebabkan faktor genetika kedua orang tua; sebagai contoh, kalau kedua orang tua berambut keriting, hampir dipastikan anaknya berambut kriting. Bisa juga disebabkan faktor kebiasaan. 

Contoh, anak yang orang tuanya pemain basket, dan sejak kecil sering diajak berlatih basket, tentu dia akan senang bermain basket, bahkan bisa jadi bercita-cita menjadi pemain basket. Selain kedua fator tersebut, masih banyak faktor lain yang bisa menyebabkan seseorang itu menjadi unik. 

Mengidentifikasi Sikap yang Sering Muncul dalam Menghadapi Perbedaan Antar manusia:

  1. Perbedaan dan keunikan sering ditanggapi oleh manusia secara berbeda satu sama lain. Ada sebagian orang merasa iri hati mengapa dirinya tidak seperti orang lain, ada yang menjadi minder, ada yang merasa Tuhan tidak adil kepada dirinya. Karena tidak mampu menerima diri, ada juga yang berusaha menutupinya dengan sikap berpura-pura atau munafik. Sikap-sikap semacam itu sesungguhnya hanya akan merugikan dirinya sendiri, bahkan merugikan orang lain. 
  2. Langkah awal dalam menghadapi perbedaan atau keunikan diri adalah menerima apa adanya. Kita tidak perlu selalu membandingkan diri kita dengan orang lain. Sebab dengan selalu membanding-bandingkan, kita tidak pernah akan merasa puas. Setelah menerima diri, kita berusaha mengembangkan diri sesuai dengan keunikan kita. Dan untuk mengembangkan diri itu, kita bisa belajar, bertanya, dan berlatih dengan orang lain. 

Menggali Pesan Kitab Suci dan Ajaran Gereja tentang Makna Manusia sebagai Citra Allah yang Unik 

Bacalah dan renungkan teks berikut ini. 
Kej. 1: 26-28. 26
Berfirmanlah Allah: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” 27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia: laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambahlah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi”. 

Kata “citra“ memang tidak tertulis dalam Kitab Kejadian. Kata “citra” itu untuk dipakai untuk mengungkapkan kata- kata “gambar dan rupa.” 
  1.  Gagasan menarik apa saja yang kalian temukan dari kutipan tersebut berkaitan dengan penciptaan perempuan dan laki-laki? 
  2.  Apa artinya manusia “serupa dan segambar” dengan Allah? 
  3.  Apa yang dilakukan Allah kepada manusia setelah Ia menciptakannya? 
  4.  Apakah ciptaan Allah selain manusia dalam Kitab Suci juga disebut “serupa dan segambar”?Kalau demikian apa maknanya? 
  5.  Apakah semua manusia itu citra Allah? 

Berikut penjelasannya: 
  • Dalam kisah penciptaan dikatakan bahwa manusia, baik perempuan maupun laki-laki diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Tetapi segambar dan serupa dengan Allah tersebut, bukan dalam arti fisik jasmaniah. Sebab Allah adalah Roh. 
  •  Manusia segambar dan serupa dengan Allah terutama dalam pikiran dan kehendak. Pikiran dan kehendak Allah itu kasih yang tertuju demi keselamatan dan kebahagiaan manusia dan seluruh ciptaan-Nya. Manusia dipanggil untuk mampu memancarkan pribadi Allah yang penuh kasih kepada manusia dan segenap ciptaan-Nya dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan sehari-hari. 
  • Sejauh terlukis dalam Kitab Suci, istilah segambar dan serupa Allah itu tidak ditujukan kepada semua ciptaan Allah. Hanya manusialah yang segambar dan serupa dengan Allah, atau citra Allah. 
  • Semua manusia, baik perempuan maupun laki-laki adalah citra Allah. Mereka dikasihi Allah, berharga di mata Allah. Allah mempunyai rencana pada masing-masing diri kita yang tidak kita ketahui. Semua manusia, tanpa kecuali dan apa pun keadaannya harus dihormati dan dikasihi. Merendahkan martabat mereka atau menghina mereka sama artinya dengan merendahkan Allah sendiri sebagai penciptanya. 
  • Manusia tidak saja diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, tapi ia juga diberkati oleh Allah. Dengan demikian, manusia bukanlah sesuatu, melainkan seseorang. Ia pribadi yang sangat berharga di mata Allah. Berkat akal budi dan kebebasan yang dianugerahkan Allah kepada dirinya, manusia bisa berelasi dengan Allah secara istimewa. Ia menjadi partner Allah. 
  • Sebagai partner Allah, manusia diberi tugas untuk bertambah banyak, dan menguasai ciptaan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia mempunyai kedudukan istimewa di antara ciptaan Allah lainnya. Ia memiliki martabat ilahi yang membuat kedudukannya lebih tinggi dibandingkan ciptaan lainnya. 
  •  Tetapi karena penugasan itu berasal dari Allah, maka dalam menjalankan tugas menguasai ciptaan Allah itu, ia harus melakukannya sesuai dengan kehendak Allah. Karena diciptakan sebagai citra Allah, manusia memiliki martabat sebagai pribadi. la mengenal diri sendiri, menjadi tuan atas diri sendiri, mengabdikan diri dalam kebebasan, hidup dalam kebersamaan dengan orang lain, dan dipanggil membangun relasi dengan Allah, pencipta- Nya. 
  • Sepantasnya kita bersyukur telah diciptakan sebagai citra Allah yang unik. Dan rasa syukur itu bisa diungkapkan dengan berbagai cara, misalnya: memelihara tubuh kita sebaik-baiknya. 

"CONTOH SOAL"

25 soal pilihan ganda berdasarkan Taksonomi Bloom.
Soal-soal ini dilengkapi dengan:

  • Stimulus soal (seperti kutipan Kitab Suci, narasi pendek, atau ilustrasi kasus)
  • Indikator soal (misalnya: Disajikan narasi tentang keunikan manusia menurut kehendak Allah, peserta didik dapat mengidentifikasi bentuk keunikan manusia yang menunjukkan penghargaan terhadap martabat luhur manusia)
  • Level kognitif (mudah, sedang, dan sulit)
  • Isi soal
  • Kunci jawaban di akhir soal

Berikut adalah 25 soal pilihan ganda berdasarkan Taksonomi Bloom untuk materi "Aku Citra Allah yang Unik", lengkap dengan:

  • Stimulus soal (kutipan Kitab Suci, narasi pendek, ilustrasi kasus)
  • Indikator soal
  • Level kognitif (mudah, sedang, sulit)
  • Isi soal
  • Kunci jawaban di bagian akhir

1.      Indikator: Disajikan ayat Kitab Suci Kejadian 1:27, peserta didik dapat mengidentifikasi bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah.
Level Kognitif: C1 (Mengingat)

Kejadian 1:27 menyatakan bahwa "Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya." Ini menunjukkan betapa pentingnya martabat manusia sebagai citra Allah.
Berdasarkan Kejadian 1:27, apa yang menunjukkan bahwa manusia adalah citra Allah?

A.    Manusia memiliki tubuh jasmani

B.     Manusia berkuasa atas ciptaan lain

C.     Manusia diciptakan menurut gambar-Nya

D.    Manusia dapat berbicara dan berpikir

2.      Indikator: Disajikan narasi tentang keberagaman sifat dalam diri manusia, peserta didik dapat menjelaskan bahwa keberagaman itu adalah kehendak Allah.
Level Kognitif: C2 (Memahami)

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Ada yang pendiam, ada yang ceria, ada yang suka membaca, dan ada yang aktif berolahraga.
Apa makna dari keberagaman sifat dalam diri manusia menurut iman Katolik?

A.    Perbedaan sifat harus dihindari

B.     Manusia harus meniru sifat orang lain

C.     Keberagaman menunjukkan keunikan ciptaan Allah

D.    Semua manusia harus memiliki sifat yang sama

3.      Indikator: Disajikan ilustrasi tentang dua saudara kembar, peserta didik dapat membandingkan perbedaan unik dalam diri manusia.
Level Kognitif: C3 (Menerapkan)

Ani dan Ana adalah saudara kembar identik. Walau wajah mereka mirip, Ani suka menyanyi dan Ana suka menulis.
Apa yang dapat kita pelajari dari kisah Ani dan Ana?

A.    Kembar harus memiliki minat yang sama

B.     Kembar selalu punya kepribadian yang identic

C.     Setiap orang unik meskipun kembar identic

D.    Keunikan hanya milik orang yang tidak kembar

4.      Indikator: Disajikan ayat Kitab Suci, peserta didik dapat menyimpulkan makna manusia sebagai gambar dan rupa Allah.
Level Kognitif: C4 (Menganalisis)

Kejadian 1:26 – “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita…”
Apa makna dari pernyataan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah?

A.    Manusia memiliki wajah seperti Allah

B.     Manusia memiliki roh dan martabat ilahi

C.     Manusia sama seperti binatang

D.    Manusia bisa melihat Allah dengan mata telanjang

5.      Indikator: Disajikan narasi kehidupan sehari-hari, peserta didik dapat mengidentifikasi sikap menerima diri sebagai ciptaan Allah.
Level Kognitif: C1 (Mengingat)

Beni sering merasa rendah diri karena kulitnya gelap dan badannya pendek. Namun, gurunya mengatakan bahwa setiap orang berharga di mata Allah.
Sikap apa yang seharusnya dimiliki Beni sebagai citra Allah?

A.    Membandingkan dirinya terus-menerus

B.     Berpura-pura menjadi orang lain

C.     Menerima dirinya dan bersyukur

D.    Menyalahkan Tuhan

6.      Indikator: Disajikan ilustrasi kasus, peserta didik dapat menunjukkan sikap menghargai keunikan orang lain.
Level Kognitif: C2 (Memahami)

Dina pandai menggambar, sedangkan Lia pandai menari. Mereka saling mendukung dalam lomba seni sekolah.
Apa yang ditunjukkan oleh sikap Dina dan Lia?

A.    Persaingan yang sehat

B.     Keinginan menjadi sama

C.     Penerimaan dan penghargaan terhadap keunikan

D.    Kecemburuan sosial

7.      Indikator: Disajikan pernyataan iman, peserta didik dapat menganalisis nilai martabat manusia sebagai citra Allah.
Level Kognitif: C4 (Menganalisis)

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
Apa konsekuensi dari manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah?

A.    Manusia bebas melakukan apa saja

B.     Manusia lebih mulia dari ciptaan lain dan harus bertanggung jawab

C.     Manusia harus menyembah ciptaan lain

D.    Manusia tidak perlu mendoakan sesama

8.      Indikator: Disajikan narasi tentang keunikan pribadi, peserta didik dapat menerapkan cara mengembangkan diri sesuai bakatnya.
Level Kognitif: C3 (Menerapkan)

Rudi sangat suka bermain musik. Ia melatih kemampuannya dengan rutin berlatih dan belajar dari YouTube.
Apa yang dilakukan Rudi menunjukkan bahwa ia…

A.    Tidak percaya diri

B.     Meniru orang lain

C.     Mengembangkan diri sesuai keunikannya

D.    Membuang waktunya

9.      Indikator: Disajikan kutipan dari ajaran Gereja, peserta didik dapat menilai pentingnya menghormati martabat setiap orang.
Level Kognitif: C5 (Mengevaluasi)

Setiap manusia berharga di mata Allah, maka merendahkan orang lain sama dengan merendahkan Allah.
Apa tindakan yang menunjukkan penghormatan terhadap martabat sesama?

A.    Menertawakan perbedaan orang lain

B.     Menolong teman yang berkebutuhan khusus

C.     Membandingkan diri dengan teman

D.    Menghindari teman yang tidak pandai

 

10.  Indikator: Disajikan situasi kelas yang beragam, peserta didik dapat mengevaluasi dampak sikap saling menghargai.
Level Kognitif: C5 (Mengevaluasi)

Di kelas 8B, siswa saling membantu meskipun mereka berbeda-beda dalam kemampuan.
Apa hasil yang mungkin timbul dari sikap seperti di kelas 8B?

A.    Persaingan antar teman

B.     Perselisihan yang terus-menerus

C.     Keharmonisan dan kerja sama

D.    Tidak adanya keberagaman

11.  Indikator: Disajikan narasi keluarga, peserta didik dapat mengenali pentingnya peran keluarga dalam membentuk citra Allah dalam diri anak.
Level Kognitif: C2 (Memahami)

Ibu dan Ayah Andi selalu mengajaknya berdoa dan memberikan contoh hidup yang baik.
Apa peran keluarga dalam membentuk citra Allah dalam diri anak?

A.    Memberikan uang jajan setiap hari

B.     Memberikan contoh hidup sesuai kehendak Allah

C.     Membiarkan anak tumbuh bebas tanpa aturan

D.    Mengatur semua pilihan hidup anak

12.  Indikator: Disajikan kisah tokoh suci, peserta didik dapat mengidentifikasi bahwa orang kudus juga hidup sebagai citra Allah.
Level Kognitif: C1 (Mengingat)

Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus dikenal dengan semangat kasih dan kerendahan hati dalam hidupnya.
Mengapa Santa Theresia disebut sebagai pribadi yang mencerminkan citra Allah?

A.    Karena dia hidup di zaman Yesus

B.     Karena ia menjadi orang kaya

C.     Karena ia menghidupi kasih Allah dalam hidupnya

D.    Karena ia menghindari sesama

13.  Indikator: Disajikan pernyataan tentang kehendak bebas, peserta didik dapat menjelaskan peran kehendak bebas dalam mencerminkan citra Allah.
Level Kognitif: C2 (Memahami)

Allah menciptakan manusia dengan kehendak bebas agar manusia mampu memilih dan bertindak secara sadar dan bertanggung jawab.
Apa makna dari kehendak bebas yang dimiliki manusia?

A.    Bebas tanpa tanggung jawab

B.     Bebas untuk memaksakan kehendak

C.     Bebas untuk memilih sesuai kehendak Allah

D.    Bebas untuk menolak semua peraturan

14.  Indikator: Disajikan cerita inspiratif, peserta didik dapat mengidentifikasi tindakan yang mencerminkan hidup sebagai citra Allah.
Level Kognitif: C1 (Mengingat)

Setiap pagi, Siska menyapa temannya, membagikan bekal kepada yang tidak membawa, dan membantu guru membersihkan kelas.
Tindakan Siska mencerminkan…

A.    Kerja kelompok

B.     Hidup sebagai citra Allah yang penuh kasih

C.     Ingin dipuji oleh guru

D.    Sikap menonjolkan diri

15.  Indikator: Disajikan kasus cyberbullying, peserta didik dapat menilai tindakan yang tidak mencerminkan citra Allah.
Level Kognitif: C5 (Mengevaluasi)

Fina sering mengejek temannya melalui media sosial dan menyebarkan gambar temannya tanpa izin.
Tindakan Fina menunjukkan bahwa ia…

A.    Peka terhadap perasaan orang lain

B.     Menghormati martabat sesama

C.     Tidak hidup sebagai citra Allah

D.    Suka bercanda dengan cara baik

16.  Indikator: Disajikan cerita anak dengan kebutuhan khusus, peserta didik dapat menunjukkan sikap hormat terhadap keunikan setiap orang.
Level Kognitif: C3 (Menerapkan)

Raka adalah anak yang lambat dalam belajar. Teman-temannya sabar membantu Raka setiap hari.
Apa yang ditunjukkan oleh teman-teman Raka?

A.    Sikap belas kasihan berlebihan

B.     Sikap meniru Raka

C.     Sikap menghormati martabat dan keunikan setiap orang

D.    Sikap ingin disukai guru

17.  Indikator: Disajikan pernyataan iman, peserta didik dapat menyimpulkan makna hidup sebagai citra Allah dalam komunitas.
Level Kognitif: C4 (Menganalisis)

Sebagai citra Allah, manusia diajak hidup bersama dan membangun relasi kasih dengan sesama.
Apa yang dimaksud dengan hidup sebagai citra Allah dalam komunitas?

A.    Hidup menyendiri dan tidak butuh orang lain

B.     Membentuk kelompok khusus dan menutup diri

C.     Membangun relasi kasih dan kerja sama dengan sesame

D.    Mengatur kehidupan orang lain

18.  Indikator: Disajikan refleksi iman, peserta didik dapat mengevaluasi pentingnya menerima diri dalam terang iman Katolik.
Level Kognitif: C5 (Mengevaluasi)

Allah menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Bagaimana sikap yang tepat terhadap kelebihan dan kekurangan dalam diri sendiri?

A.    Menyombongkan kelebihan

B.     Menyembunyikan kekurangan

C.     Menerima dan mensyukuri keduanya

D.    Menolak segala kekurangan

 

19.  Indikator: Disajikan cerita tokoh muda Katolik, peserta didik dapat meneladani sikap hidupnya.
Level Kognitif: C3 (Menerapkan)

Carlo Acutis menggunakan kemampuan teknologi untuk menyebarkan kebaikan dan iman Katolik.
Apa yang dapat diteladani dari Carlo Acutis?

A.    Bermain game sepanjang hari

B.     Menghindari teman yang berbeda agama

C.     Menggunakan teknologi untuk menyebarkan kebaikan

D.    Menolak semua jenis hiburan

20.  Indikator: Disajikan kasus nyata, peserta didik dapat menilai tindakan yang bertanggung jawab sebagai citra Allah.
Level Kognitif: C5 (Mengevaluasi)

Di sekolah, Nina bertanggung jawab membersihkan kelas walaupun teman-temannya pergi duluan.
Tindakan Nina menunjukkan…

A.    Sikap mencari pujian

B.     Sikap mencerminkan tanggung jawab sebagai citra Allah

C.     Sikap tidak peduli pada yang lain

D.    Sikap menghindari kerja kelompok

21.  Indikator: Disajikan teks Kitab Suci, peserta didik dapat menyebutkan nilai dasar sebagai citra Allah.
Level Kognitif: C1 (Mengingat)

Efesus 4:24 – “Kenakanlah manusia baru yang diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan.”
Apa nilai dasar yang dimaksud dalam ayat tersebut?

A.    Keterampilan

B.     Kekuasaan

C.     Kebenaran dan kekudusan

D.    Kekayaan dan kesuksesan

22.  Indikator: Disajikan ilustrasi keputusan etis, peserta didik dapat menerapkan nilai sebagai citra Allah dalam pilihan hidup.
Level Kognitif: C3 (Menerapkan)

Riko menemukan dompet di jalan. Ia memutuskan mengembalikannya kepada pemiliknya.
Tindakan Riko mencerminkan…

A.    Ketakutan akan polisi

B.     Kesadaran sebagai citra Allah yang jujur

C.     Keinginan untuk dipuji

D.    Ketidakpedulian pada milik orang lain

23.  Indikator: Disajikan refleksi iman, peserta didik dapat mengungkapkan rasa syukur sebagai citra Allah.
Level Kognitif: C2 (Memahami)

Setiap hari, kita diberi kehidupan, kasih, dan kesempatan untuk berkembang.
Bagaimana cara kita menunjukkan syukur atas karunia sebagai citra Allah?

A.    Menyia-nyiakan waktu

B.     Mengembangkan diri dan melayani sesama

C.     Menolak nasihat orang tua

D.    Mengeluh atas kekurangan

24.  Indikator: Disajikan konteks kelas, peserta didik dapat menunjukkan cara menciptakan komunitas yang menghargai keunikan.
Level Kognitif: C3 (Menerapkan)

Di kelas, ada siswa dengan latar belakang budaya berbeda.
Apa yang bisa dilakukan agar tercipta komunitas yang saling menghargai?

A.    Membuat kelompok berdasarkan daerah

B.     Mengolok-olok bahasa daerah lain

C.     Membuka ruang dialog dan kerja sama

D.    Menyeragamkan semua budaya

25.  Indikator: Disajikan peristiwa nyata, peserta didik dapat menilai tindakan yang mengabaikan martabat manusia.
Level Kognitif: C5 (Mengevaluasi)

Sebuah video memperlihatkan seseorang diejek karena penampilannya.
Apa sikap yang seharusnya diambil sebagai citra Allah?

A.    Membagikan video itu

B.     Ikut menertawakan

C.     Melaporkan dan mengingatkan dengan kasih

D.    Diam saja dan tidak peduli

 

Kunci Jawaban:

  1. C
  2. C
  3. C
  4. B
  5. C
  6. C
  7. B
  8. C
  9. B
  10. C
  11. B
  12. C
  13. C
  14. B
  15. C
  16. C
  17. C
  18. C
  19. C
  20. B
  21. C
  22. B
  23. B
  24. C
  25. C

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sorotan

KUMPULAN SOAL

 KELAS 7 (bab III) Soal Pilihan Ganda HOTS: Peran Keluarga bagi Perkembanganku 1. Mengapa peran keluarga sangat penting dalam perkembangan ...